Tahun ini
bangsa Israel memasuki ulang tahunnya yang ke-70. Peringatan ini dirayakan
secara meriah pada Minggu, 13 Mei 2018 kemarin. Masyarakat Internasional tentu
saja tahu persis bahwa Israel, dalam sejarahnya yang tertulis di Kitab Suci, merupakan bangsa kesayangan dan pilihan Allah.
Israel memainkan peran yang sangat besar terhadap sejarah dan nubuatan kedatangan Yesus Kristus. Hal ini dituliskan dalam Kejadian 3: 15 dan Yesaya 7: 14. Dalam Yeremia 33: 15 dijelaskan bahwa Yesus adalah Tunas keadilan bagi Daud. “Ia (Yesus) akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri” (ayat 15b). Dan dia mewakili bangsa Israel.
Baca Juga :
Rayakan 70 Tahun Kemerdekaan, Israel Klaim Genapi Nubuatan Jadi Terang Bagi Bangsa-bangsa
Franklin Graham Nubuatkan HUT 70 Tahun Israel Dengan Kedatangan Yesus, Benarkah Berkaitan?
Timbangan adalah
lambang religius yang dipakai untuk menggambarkan Israel. Ada juga simbol terkait
Lupus yang menggambarkan seekor hewan yang dikorbankan serta sebuah mahkota yang merupakan gambaran bahwa Yerusalem adalah mahkota itu (Yesaya 62: 1-3).
Di Mazmur 80:
1-7 juga dituliskan bagaimana bintang terang yang bersinar sebagai bentuk dari
kehadiran Allah. Setelah kelahiran Yesus, imam-imam dan orang farisi malah menolakNya.
Saat pertama kali berkunjung ke Israel, Yesus segera memanggil 12 muridNya, orang-orang Yahudi pertama yang membangun gereja mula-mula.
Di masa Perang
Dunia, orang-orang Yahudi mengalami pemunahan besar-besaran. Hal ini menunjukkan
realitas kejatuhan Putri Sion. Tapi kelahiran kembali Israel menunjukkan bahwa masa
kehancuran itu sudah berakhir. Dalam Zakharia 14: 3-11 disebutkan bahwa Israel akan
dipulihkan dan akan berkuasa bersama-sama dengan Kristus melalui kedatangan-Nya
yang kedua kalinya. Setelah kedatangan-Nya, pemerintahan seribu tahun akan ditegakkan.
Yesus sebagai juruslamat akan berdiri di atas Yerusalem dan seluruh bumi akan menyaksikan peristiwa tersebut lewat tanda-tanda dari matahari, bulan dan bintang.
Meskipun tampaknya
Allah sudah menetapkan Israel sebagai bangsa pilihanNya. Bukan berarti Dia mengesampingkan
bangsa-bangsa dan suku-suku lain di dunia. Tuhan justru memerintahkan bangsa Israel
untuk menghormati orang lain dan negara lain untuk tinggal bersama dengan mereka.
“Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan
mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan
dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan
dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorangpun yang tidak bersunat boleh memakannya.” (Keluaran 12: 48)
Ayat ini
menunjukkan keadilan Allah atas semua bangsa. Tuhan melanjutkan, “Satu hukum saja akan berlaku untuk orang
asli dan untuk orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu.” (ayat 49) Dia
juga menegaskan supaya jangan memperlakukan orang asing atau menindasnya karena
bangsa Israel pun sebelumnya adalah orang asing di tanah Mesir (Keluaran 22: 21).
Selain itu,
orang-orang non Yahudi pun tetap diperhitungkan Allah setelah peristiwa Hari
Pentakosta. Awalnya, pengikut Yesus yang mendirikan gereja mula-mula adalah Yahudi
(Kisah 2: 5). Tapi kisah pencurahan Roh Kudus membuka akses bagi orang-orang non Yahudi untuk memperoleh janji kekal Allah.
“Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat
oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang
dikerjakan oleh tangan manusia, bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.” (Efesus 2: 11-13)
Petrus dan jemaat
gereja mula-mula mulai memahami bahwa Allah juga memanggil orang-orang non
Yahudi setelah pencurahan Roh Kudus yang terjadi secara ajaib kepada seorang bernama Kornelius dan keluarganya.
Kita mungkin
bertanya, kalau bangsa Israel adalah bangsa kesayangan Allah kenapa mereka harus
melewati masa-masa sulit dan penuh penderitaan? Sebagaimana nubuatan di dalam
Alkitab, Allah punya kedaulatanNya sendiri. Saat Yesus datang kembali ke dunia dan
membangun KerajaanNya di bumi, Dia akan memulihkan Israel sebagai bangsa yang
paling besar di dunia (Yesaya 11: 12 & 14: 1-2). Inilah akhir indah dari perjalanan
rumit bangsa Israel.
Kita hanya perlu
menunggu waktunya Tuhan untuk menggenapi akhir itu dengan caraNya sendiri.