Supaya anak-anak
bertumbuh dalam pemahaman dan pengenalan yang benar soal Tuhan, bukan karena dipaksa
atau mengikuti agama warisan dari orang tua. Orang tua sepatutnya mengajarkan 5 cara tepat ini kepada anak.
1. Ajarkan anak tentang agama yang orang tua anut dengan dasar yang benar dan diikuti dengan bukti yang akurat
Hampir semua
orang tua yang menganut agama tertentu akan mewariskan keyakinannya kepada anak.
Ada yang melakukannya dengan paksaan, kekerasan maupun dengan ideologi yang
salah. Tentu saja cara ini keliru! Karena anak pasti akan memandang Tuhan dengan pandangan yang timpang.
Karena itu,
ajarlah anak sebisa mungkin dengan pemahaman yang mendasar. Misalnya, menyampaikan
kalau Tuhan itu adalah pencipta semesta alam, ceritakan asal usul alam semesta diciptakan lengkap dengan ayat firman yang dituliskan di dalam Alkitab.
Atau kamu
juga bisa memperbandingkan tentang kebenaran tentang Tuhan dari setiap isi kitab
suci agama lain sebagai pembanding. Supaya anak semakin paham dan bisa memilih keyakinan yang benar-benar membuktikan tentang sosok Tuhan.
2. Ajukan pertanyaan yang belum pernah mereka dengar soal Tuhan
Sekali-kali
jangan ajarkan tentang agama kepada anak. Tapi ajarkanlah tentang siapa Tuhan yang
disembah ole orang-orang percaya. Pakai Alkitab sebagai penuntun, kemudian lontarkan pertanyaan yang membuat anak berpikir dan mencari tahu jawabannya.
Hal ini bisa mengajarkan anak cara untuk menilai Tuhan dengan lengkap, bukan hanya satu sisi saja.
Baca Juga : Hati-hati! 5 Tanda Ini Indikasikan Orang Tua Ajarkan Ideologi Keliru Soal Agama ke Anak
3. Terbuka mengajarkan anak tentang pandangan dunia soal agama
Sekali-kali
luangkan waktu untuk berdiskusi terbuka dengan anak soal agama. Terbukalah membeberkan
pandangan-pandangan dunia tentang agama A, B, C atau D. Misalnya, bagi mereka yang
tak percaya Tuhan biasanya mereka tak percaya adanya mujizat. Lalu kemukakan pandangan
mujizat dari agama lain. Penting sekali bagi anak-anak untuk tahu pandangan dunia
soal agama. Tapi perlu diingat, sebagai orang tua kamu harus objektif terhadap semua
keyakinan. Jangan sekali-kali memaksakan kebenaran bahwa agama kitalah yang paling
benar. Sebaliknya, doronglah anak untuk menemukan kebenaran itu sendiri dengan caranya.
4. Bantu anak saat mulai ragu dengan apa yang mereka temukan
Setelah orang
tua melakukan tindakan yang dijelaskan dalam nomor 3, tentunya aka nada kemungkinan
anak akan sedikit ragu dengan agama tertentu. Saat hal itu mulai terjadi, berperanlah
sebagai penolong untuk dia. Bantu anak menemukan jawaban yang dia cari. Tak mudah
memang mengarahkan anak bisa menemukan Tuhan sendiri kalau bukan dengan intervensi
Tuhan sendiri. Karena itulah dukungan doa dan teladan hidup dari orang tua akan bisa membuat mereka yakin dengan Tuhan yang orang tuanya percayai.
5. Jangan sekali-kali memaksa anak
Ada dua kemungkinan
dari tindakan memaksakan agama kepada anak, pertama bisa membuat mereka sama kelirunya
dengan ideologi orang tua yang salah dan kedua, bisa membuat anak malah membenci
agama dan sosok Tuhan. Keduanya risiko ini sama-sama bisa menimbulkan masalah fatal
yaitu membentuk anak jadi sosok yang radikal akan keyakinannya atau malah memilih
jadi ateis.
Sebagai orang
tua, mana cara yang kamu pilih untuk membawa anak kepada Tuhan? Membuatnya beragama
karena warisan, karena dia mengalami perjumpaan dengan Tuhan atau karena paksaan?