Hati-hati! 5 Tanda Ini Indikasikan Orang Tua Ajarkan Ideologi Keliru Soal Agama ke Anak
Sumber: For Every Mom

Parenting / 16 May 2018

Kalangan Sendiri

Hati-hati! 5 Tanda Ini Indikasikan Orang Tua Ajarkan Ideologi Keliru Soal Agama ke Anak

Lori Official Writer
3282

Kejadian serangan bom bunuh diri di Surabaya membuat masyarakat dunia marah sekaligus tak habis pikir. Pasalnya, dari tiga kejadian teror bom yang terjadi sejak Minggu, 13 Mei 2018, ditemukan kalau pelaku bom melibatkan keluarga (istri dan anak-anaknya).

Keterlibatan kaum perempuan dan bahkan anak-anak dalam tindakan kejahatan ini sangat disayangkan banyak pihak. Dibilang tega dan biadab? Tentu saja! Tapi yang jadi pertanyaan adalah kenapa pelaku kejahatan harus melibatkan anak-anak? Tindakan teroris ini diklaim muncul dari ideologi agama yang salah dari orang tua. Ideologi inilah yang kemudian ditularkan kepada anak-anaknya sehingga anak tumbuh dengan pemahaman yang salah.

Dengan kata lain, tindakan ini disebut dengan indoktrinasi dimana seseorang melakukan kontrol pikiran kepada orang lain, baik itu dengan cara mencuci otak, memaksa, menyalahgunakan pikiran, mengendalikan pikiran atau mengubah pola pikir seseorang tentang suatu hal. Secara sistematis seseorang akan melakukan metode manipulatif yang tidak etis untuk membujuk orang lain supaya mengikuti keinginannya. Tindakan indoktrinasi inilah yang ditakutkan banyak dilakukan oleh orang tua kepada anak terkait menanamkan ideologi agama yang salah kepada anak.

Apakah metode ini tanpa sadar sedang kamu lakukan kepada anak? 5 tanda ini mengindikasikan kalau orang tua sedang mengajarkan ideologi agama yang salah kepada anak.

Tanda 1: Orang tua mendorong anak menganut keyakinan secara membabi buta

Setiap agama tentu saja mengajarkan tentang kebaikan. Tapi menjadi salah kalau ajaran agama itu dipelintir ke dalam ajaran yang menyimpang, seperti paham bahwa Tuhan harus dibela, orang yang bukan satu iman harus dimusuhi atau dibasmi, berjihad adalah bagian dari tugas umat beragama dan sebagainya.

Dalam firman Tuhan yang tertulis di Alkitab, Allah tak sekali-kali meminta pembelaan dari umatNya. Sebaliknya, Allah sendirilah yang berperang di tengah umat-Nya. Atau Allah tak mengajarkan tentang membalas kebencian dengan kebencian, sebaliknya Dia mengajak umatNya untuk membalas kebencian dengan kasih. Jadi kalau pengajaran agama yang benar itu sudah dipelintir kepada tindakan atau pemikiran yang negatif, itu artinya anak sedang di doktrinasi dengan ideologi agama yang salah.

Tanda 2: Menjawab pertanyaan anak soal Tuhan dengan ketidaksetujuan

Saat anak punya rasa ingin tahu yang besar tentang Tuhan, mereka kemudian mengajukan pertanyaan kepada orang tua. Sayangnya, orang tua justru menolak untuk menjawab. Padahal saat anak-anak mengajukan pertanyaan tentang Tuhan, itu adalah hak istimewa dan tanggung jawab orang tua untuk menawarkan jawaban yang akurat dan bijaksana.

Tindakan ini hanya membuat anak menerima apa yang orang tua mereka percayai saja tanpa berani mengeksplorasi kebenarannya. Apakah hal ini termasuk pemaksaan agama? Tidak sepenuhnya, tapi tindakan ini akan membentuk anak percaya saja dengan keyakinan yang dianut orang tuanya.

Orang atheis sendiri melakukan hal ini kepada anak-anaknya. Mereka memastikan supaya anak-anaknya tak banyak bertanya dengan sosok Tuhan. Mereka akan terus menjawab dengan jawaban rasional mereka.

Tanda 3: Mengajarkan anak bahwa agama lain itu tidak benar

Ada banyak keyakinan yang dianut oleh masyarakat kita. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 6 agama. Tapi terlalu banyak di antara kita yang skeptis dan menganggap kalau agamanya lah yang paling benar. Lalu mengkritik ajaran agama yang lain dengan melihat hal-hal negatifnya saja. Saat orang tua melakukan hal ini, secara tidak sadar mereka pun akan menularkan pemikiran salah ini kepada anak-anaknya. Mereka akan membentuk pandangan negatif soal agama lain di pikiran anak.

Tahukah kamu, metode inilah yang banyak diterapkan oleh orang tak beragama soal keberadaan Tuhan. Mereka mengajarkan anak-anaknya bahwa kekristenan adalah bentuk pembodohan yang sangat fatal. Sementara Alkitab disebut hanyalah sebuah buku dongeng yang bertujuan untuk membawa seseorang berhayal tentang sosok pencipta yang tak pernah ada.

Baca Juga :

Lahir Dari Rahim Seorang Ibu, Inilah Cara Tuhan Pakai Sosok Ibu Untuk Wariskan Iman

Selain Andalkan Logika, Ini 10 Alasan yang Bikin Anak Muda Gak Lagi Percaya Tuhan

Tanda 4: Mencekoki anak dengan ideologi surga dan neraka

Para penganut ideologi agama yang salah berisiko besar menjadi pelaku kejahatan karena hal ini. Dalam ideologinya, mereka percaya bahwa hidup di dunia bicara tentang mengejar surga atau neraka. Jadi, mereka berlomba-lomba melakukan tindakan yang dinilai akan membawa mereka masuk surga. Salah satu ideologi surga neraka yang salah adalah berjihad untuk Tuhan.

Orang tua dengan ideologi semacam ini pasti akan cenderung memaksakan anak-anaknya untuk mengejar surga, apapun caranya. Apakah kamu tanpa sadar mencekoki anak-anakmu dengan pemahaman semacam ini?

Tanda 5: Memaksa anak menganut ideologi yang sama dengan kekerasan

Kesalahan terbesar orang tua dalam mengajarkan agama kepada anak adalah dengan memaksanya. Memaksa dengan kekerasan hanya membuat anak tunduk karena dihantui ketakutan akan ancaman kekerasan dari orang tuanya.

Saat orang tua menganut ideologi agama yang salah, bagaimanapun anak sedikit tidaknya pasti akan tumbuh dengan pandangan yang sama dengan orang tuanya. Karena orang tua adalah orang terdekat yang dipercaya oleh anak. Sehingga apapun yang mereka sampaikan akan mudah dipercaya.

Sementara dalam kekristenan, kita diajar untuk percaya bukan kepada satu agama tapi percaya kepada Tuhan yang benar. Saat orang tua memiliki pengenalan yang benar akan Allah, maka bisa dipastikan mereka akan mengandalkan Tuhan untuk membuat anak-anak mereka bisa mengalami pengenalan yang benar akan Dia lewat pengalaman pribadi anak sendiri.

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22: 6)

Sumber : Crossexamined.org/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami