Pembicaraan damai
antara Korea Selatan dan Korea Utara menjadi babak baru bagi ke dua negara tersebut,
terlebih hal itu akan ditindak lanjuti dengan adanya perundingan antara Korea
Utara dengan Amerika Serikat yang dijembatani oleh Korsel. Namun tahukah kamu
bahwa dibalik kesuksesan pertemuan itu ada banyak orang Kristen di Korea Utara dan juga Korea Selatan
yang berdoa puasa?
Dalam tulisan yang dirilis Oleh Charisma News, J. Lee Grady seorang jurnalis dan juga pelayan Tuhan menuliskan bahwa apa yang terjadi di Korea saat ini membawanya kepada ayat yang ditulis di Yesaya 2:4 yang berkata, “Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang."
Baca juga :
Demi Beritakan Kabar Baik, Mereka Ini Rela Mati Untuk Seludupkan Alkitab ke Korea Utara
Di
kota Paju, di daerah selatan perbatasan Korea Utara, pendeta-pendeta doa
semalaman untuk pertemuan tersebut. Tidak hanya itu, para politisi Korea
Selatan dan juga banyak umat Kristen disana melakukan doa puasa untuk hal yang
sama bersama umat Kristen Korea Utara. Harapan terbesar mereka atas pertemuan
tersebut adalah adanya kebebasan dan terbukanya perbatasan kedua Negara. Jika
hal ini terjadi maka berita Injil akan semakin mudah untuk diberitakan di Korea
Utara.
Yuk
kita dukung dengan doa dan puasa atas apa yang terjadi di Korea ini. Mari
berseru kepada Tuhan agar tangan-Nya yang kuat akan membawa perubahan bagi
kedua Negara Korea ini, dan banyak jiwa-jiwa diselamatkan dan mengenal Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.