Awal bulan ini merupakan babak
baru bagi Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Organisasi pelayanan gereja
yang banyak tersebar di Sulawesi Utara ini telah melaksanakan serah terima
Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS), Majelis Pertimbangan Sinode (MPS) dan
Badan Pengawas Perbendaharaan Sinode (BPPS) periode 2014-2018 kepada pengurus
baru untuk periode 2018-2022. Kegiatan ini dilangsungkan di Aula Kantor Sinode SMIM Tomohon, Selasa, 3 April lalu.
Dibawah kepemimpinan Pdt. Dr.
Hein Arina Mth, GMIM bekerja keras untuk membangun sebuah organisasi yang baik.
Bagi Pdt. Arina, hal ini bukanlah kondisi yang mudah untuk dilakukan, mengingat
kemajuan dan kemunduran pembangunan Sulut juga dipengaruhi oleh keberadaan GMIM.
Sementara Ketua BPMS GMIM Periode
2018-2022, Pdt Dr Hein Arina MTh mengakui, terbentuknya BPMS baru merupakan
proses Tuhan bagi GMIM untuk lebih maju dalam pelayanan. "Oleh sebab itu,
agar kita mendapat dukungan dari warga GMIM, karena kebutuhan pelayanan meningkat seiring dengan tantangan gereja saat ini," jelas Arina.
Tantangan gereja yang hadir di
tengah-tengah inovasi teknologi besar-besaran. Kita bisa melihat bagaimana
orang banyak mudah dipengaruhi oleh terpengaruh oleh keberadaan media dan
teknologi. Kondisi ini seharusnya menjadi peluang bagi gereja, bukan ancaman.
Karena pada setiap perubahan yang dialami, maka
disitu ada peluang yang tidak bisa kita bayangkan. Perkembangan teknologi
menantang gereja-gereja untuk ikut berpikir dan bertindak dalam menjalani gelombang besar yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Oleh sebab itu sebuah kelas berjudul Disruptive Tech in Religius Lanscape dalam Imago Conference 2018 untuk menjawab masalah tersebut. Pastikan kamu hadir di tanggal 25-26 Mei 2018 untuk membuka mata kita terhadap peluang serta ancaman yang terjadi pada gelombang teknologi besar-besaran ini.
Buat kamu yang ingin ikut andil di acara ini, hubungi
sekarang juga sms/wa 0858 8700 0978 atau ke www.imagoplanet.com.