Kecepatan informasi nampaknya
menjadi salah satu hal yang ditakutkan pada Pilkada tahun 2018 yang akan
datang. Terlebih saat Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengemukakan
angka konten yang berisi kebencian, SARA, hoax dan konten negatif lainnya di media sosial meningkat menjelang Pilkada pada 27 Juni yang akan datang nanti.
Berikut adalah fakta yang terjadi
mengenai penyebaran konten jelang pesta demokrasi yang sering terjadi di masyarakat umum.
1. 10.000 aduan dilayangkan kepada Kemkominfo perkara aduan Pilkada DKI Jakarta 2017
Sekjen Aplikasi Informatika
Kemkominfo, Mariam F Barat mengatakan kalau tren pengaduan perihal
konten-konten negatif yang tersebar di masyarakat tidak bisa ditebak, tergantung dari situasi yang sedang terjadi di Indonesia.
"Tren pengaduan tergantung
dari apa yang sedang terjadi di Indonesia dan tidak bisa diprediksi. Misalnya
waktu Pilkada DKI, pengaduan terkait konten ujaran kebencian yang masuk ke
Kemkominfo dapat mencapai 10.000 pengaduan per hari. Beda dari hari-hari biasanya," ujar Mariam dilansir dari IDNtimes, Minggu (15/4).
2. Angka terus naik pada Maret 2018
Februari lalu, Kemkominfo
menerima 4.603 aduan, kemudian angka ini terus meningkat pada bulan Maret menjadi sebanyak 5.645.
Kecenderungan meningkat laporan
mengenai isu SARA selama Maret 2018 sebanyak 648. Jumlah itu meningkat tiga
kali lipat dibanding laporan Februari yaitu 135 saja. Hal yang sama juga terjadi di aduan Fitnah yaitu 147 dari Februari yang hanya 46," jelasnya.
Dari angka-angka tersebut, konten dengan unsur
ponografi dan perjudian memiliki angka tertinggi dibandingkan dengan berita SARA maupun Hoax, dimana ada 1.748 untuk ponografi dan 1.508 untuk perjudian.
3. Kemkominfo persiapkan tim khusus untuk perangi konten negatif
"Untuk pronografi dan
perjudian itu kami Kemkominfo punya semacam untuk menentukan aturan sendiri
konten perjudian dan pornografi, sehingga bisa langsung take down. Tapi terkait
fitnah SARA setelah kita temukan, kita harus konfirmasi lagi pada sektor terkait," ungkap dia.
Melihat potensi konten-konten
negatif yang tersebar di masyarakat Indonesia, Kemkominfo nampaknya tidak bisa
membiarkannya begitu saja. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya sebuah tim pengawas khusus terhadap konten-konten negatif.
4. Konten yang dianggap 'sampah' akan diturunkan
Setiap konten yang berpotensi
mempengaruhi masyarakat (dalam konteks hal buruk) akan berpotensi diblokir oleh
pihak Kemkominfo. Adapun terkait berapa lama sebuah konten meresahkan bisa diturunkan, Mariam menyebut, tergantung urgensinya.
"Kalau itu urgent karena
bisa mempengaruhi masyarakat gak sampai 24 jam, kita bisa langsung lakukan pemblokiran," kata Mariam.
5. Kemkominfo terus imbau masyarakat agar teliti dan kritis
"Imbauan ya masyarakat
jangan terlalu percaya konten yang tersebar, gak cuma viral, tapi harus dicek,
misalnya lewat pemberitaan pers. Kalau masyarakat menemukan kejanggalan, lebih
baik langsung cek media, karena pers berlaku UU Pers yang harus memberitakan kebenaran," tutup Mariam.
Konten dapat mempengaruhi seseorang, karenanya kita juga perlu ambil bagian menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menanggapi maupun mengemukakan pendapat. Alih-alih menjadikan konten sebagai boomerang, konten yang dikelola dengan baik dapat menjadi berkat bagi orang banyak.
IMAGO CREATIVE Conference, 25-26 Mei 2018 akan
mengupas habis persoalan revolusi percepatan dan masa depan konten. Amankan
kursimu dan Jadilah bagian dari orang-orang yang melihat peluang dari kecepatan
pertumbuhan teknologi informasi dengan mendaftarkan diri kamu sekarang di sms/wa
0858 8700 0978 atau ke www.imagoplanet.com.