Pendeta Richard
Wurmbrand yang juga dikenal sebagai pendiri dari organisasi non-profit The
Voice of the Martyrs (VOM) yang fokus melayani umat Kristen yang teraniaya adalah saksi mata dari kejamnya pemerintah komunis Rumania.
Dalam bukunya
yang berjudul Tortured for Christ (Disiksa Demi Kristus, red) terbitan tahun 1967,
Wurmbrand mengisahkan tentang pengalamannya disiksa di penjara Rumania selama 14 tahun.
Dia dipenjara karena aktivitas politik kirinya serta penginjilan radikal yang dilakukannya bersama sang istri Sabina Oster di masa-masa Perang Dunia II. Mereka selalu melihat kesmepatan untuk menginjili pasukan Jerman yang masuk ke Rumania. Mereka juga berkhotbah di tempat-tempat penampungan bom dan menyelamatkan anka-anak Yahudi dari penyiksaan. Aktivitas ini membuat pasangan keturunan Yahudi ini harus berulang kali ditangkap, dipukuli dan bhakan hampir dihukum mati. Sabina pun kehilangan semua keluarganya di kamp konsentrasi nazi.
Meski kondisi
sangat tidak memungkinkan untuk menyebarkan injil, pasangan ini tetap tak mau
berhenti. Mereka terus vokal menyuarakan tentang keselamatan kepada banyak orang,
khususnya saat keduanya menghadiri Kongres Cults pada tahun 1945. Di depan para
pemimpin agama yang mendukung rezim komunis, keduanya berjalan ke depan podium dan
menyuarakan ke seluruh bangsa bahwa tugas mereka adalah untuk memuliakan Allah dan Kristus saja.
Di tahun 1945-1947,
Wurmbrand membagikan 1 juta injil kepada pasukan Rusia, dengan menyamarkan buku-buku
tersebut sebagai buku propaganda Komunis. Dia juga membantu mengatur penyelundupan Alkitab ke Rusia.
Pada 29
Februari 1948, polisi rahasia menculik dia di tengah perjalanan menuju ke
gereja dan membawanya ke markas mereka. Dia dikunci dalam sel isolasi dan diberi
label ‘Tahanan Nomor 1’. Di tahun 1950, istrinya juga di penjara. Dia dipaksa bekerja sebagai buruh di proyek Kalan Danube. Dia lalu dibebaskan pada tahun 1964.
Di tahun 1965,
dua organisasi membayar uang tebusan untuk membawa keluarga Wurmbrand keluar
dari Rumania. Lalu dia, istrinya Sabina dan putra mereka Mihai pindah ke Norwegia dan melakukan perjalanan ke Inggris.
Wurmbrand lalu
memulai pelayannya untuk melindungi orang-orang Kristen teraniaya di negara Barat.
Dia juga menulis kesaksiannya selama dipenjara dan disiksa di Rumania. Kemudian,
dia pindah ke Amerika dan pada tahun 1967 resmi memulai pelayanan yang diberi nama
Jesus to the Communist World (yang saat ini dikenal dengan The Voice of the Martyrs).
Pelayanan ini masih terus berjalan sampai sekarang di lebih dari 60 negara-negara dimana umat Kristen mengalami banyak penganiayaan.
Kisahnya diangkat jadi film
Atas segala
siksaan dan penderitaan yang dialami inilah, sebuah produksi film memutuskan untuk
mengangkat kisah iman Wurmbrand ke layar lebar. Film ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan untuk penerbitan bukunya yang sudah berusia 50 tahun.
Film yang mengangkat
judul yang sama dengan bukunya ini, berisi tentang adegan-adegan penyiksaan terhadap
dirinya dan saat dikurung di ruang isolasi. Tak tanggung-tanggung, pembuatan film ini bahkan langsung dilakukan di penjara Rumania.
Film ini disutradarai
oleh John Grooters, yang sekaligus menjadi penulis naskahnya. John dikenal lewat
film buatannya seperti The Frontier Boys, The Noah Interview dan That The World May Know.
Di Tortured
for Christ, John membocorkan bahwa dirinya membongkar semua peristiwa yang dialami
Wurmbrand kepada publik. Meski begitu dia mengaku tetap menjaga keseimbangan antara realita dan juga hal-hal yang dianggap cukup sensitif.
“Saya tiak
pernah bertemu dengan orang yang mencintai orang berdosa dan bahkan membenci dosa
yang jauh lebih baik dari Richard Wurmbrand. Dia disiksa berulang kali karena pengabdiannya
kepada Kristus. Tapi dia tidak pernah meninggalkan cintanya kepada orang lain, sungguh luar biasa,” ucap John.
Sementara pengarang
dan penginjil Ray Comfort akhirnya memuji film tersebut. Dia menilai bahwa John
telah berhasil membuat kisah nyata ini berdampak besar bagi hidup orang
Kristen.
Seperti direncanakan
film Tortured for Christ sudah mulai diputar di bioskop sejak 5 Maret 2018 lalu.