Kapolri Jenderal
Tito Karnavian akhirnya mengungkapkan motif penyerangan di Gereja St. Lidwina Bedog,
Sleman. Seperti disampaikan, Minggu (11/3), pelaku yang awalnya disebut-sebut mengalami
gangguan jiwa itu rupanya adalah bagian dari kelompok teroris yang dikenal dengan sebutan takfiri, yang juga merupakan jaringan ISIS.
Kapolri menjelaskan,
pelaku yang bernama Suliyono itu memang tak tergabung langsung dengan ISIS.
Namun dia terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS melalui takfiri atau kelompok yang mengkafirkan orang yang tak sepaham dengan mereka.
“Kelompok ini tidak saja mengkafirkan orang non-Muslim, namun orang Muslim yang tidak sejalan dikafirkan juga,” ucap Tito saat menghadiri Dialog Nasional ‘Indonesia Maju 8’ di Sportorium UMY, Minggu (11/3) kemarin.
Baca Juga :
Menurut catatan,
kelompok tafkiri ini juga pernah melakukan penyerangan di Cirebon, pada tahun
2011 silam. Pelaku saat itu menyerang orang-orang yang sedang sholat Jumat di sebuah
masjid. Peristiwa ini persis sama dengan kejadian yang terjadi di Gereja St. Lidwina Bedog yang lalu.
“Nah, ini
kejadian di Cirebon sama seperti kejadian di Yogya (penyerangan gereja). Ini kelompok ISIS,” terangnya.
Dia menjelaskan,
kelompok ini masih akan terus berulah selama kondisi Timur Tengah masih belum kondusif. Posisi Indonesia sebagai negara Islam pun ikut menanggung dampaknya.
“Selama Irak tenang, Suriah tenang, Afrika tenang, maka Indonesia juga akan tenang,” ujarnya.
Baca Juga :
Sepak
terjang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu semakin jelas setelah menemukan rekam
jejak dimana dirinya sudah tiga kali mengajukan pembuatan paspor untuk berangkat
ke Suriah. Namun, permohonan itu ditolak oleh pihak imigrasi karena dokumennya tidak
lengkap.