Masih merebaknya issue Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Queer (LGBTQ) di Indonesia khususnya membuat Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jakarta menggelar seminar Biblicomedic Sexology, bekerjasama dengan pakar kesehatan sexology, Dokter Andik Wijaya, MD, MrepMed, di Eagle Auditorium, Lumina Tower, Kuningan, Jakarta, Sabtu (24/2/2018).
Menurut Dokter Andik, yang telah 25 tahun menekuni
dunia medis serta mendalami bidang reproductive medicine ini, dengan menyatakan
LGBTQ adalah perilaku terlarang, seperti juga tercatat didalam Alkitab, itu
juga sebagai bentuk perlindungan yang dilakukan oleh Gereja terhadap umatnya,
serta negara terhadap rakyatnya. Bahkan sama juga menyatakan bahwa penggunaan narkoba adalah perilaku yang berbahaya bagi pelakunya.
Lagi, menurut Dokter Andik, sampai saat ini belum ada
bukti sahih dan kuat yang menyatakan bahwa LGBTQ disebabkan oleh faktor
genetika, endocrinology ataupun neurology. “Padahal yang sebenarnya terbukti
mempengaruhi perilaku tersebut adalah faktor psikologis, sosial, juga
spiritual. Jika nanti ada perkembangan terbaru di dunia pengetahuan soal
penyebab ini adalah genetika, kita bisa lihat lagi seberapa besar keakuratannya, dan saya menunggu,” ujarnya.
Sementara itu, Pastor Indri Gautama melihat dari sisi
pendekatan keluarga, dimana perilaku LGBTQ ini terjadi, salahsatunya karena
masalah keluarga yang begitu besar dan tidak bisa menjangkau. Hal ini merupakan
pengalam pribadi Pastor Indri selama beberapa penggembalaan terhadap mereka yang ingin keluar dari perilaku tersebut.
“Bersama saya selama dalam penggembalaan, mereka bisa
berubah dan meneriman, namun saat kembali keluar, kembali ke keluarga, ada
masalah pendekatan, yang akhirnya membuat mereka terjerumus kembali. Bahkan
sampai memakai narkoba, karena rasa penolakan dan tidak diterima,” katanya.
Untuk itulah, Pastor Indri mengajak semua pihak
berperan dan peduli terhadap penganggulangan perilaku LGBTQ ini, terutama
didalam keluarga.