“Saya
adalah seorang mantan pecandu narkoba selama 20 tahun. Saya seorang bandar di
Amerika. Saya juga mantan narapidana tiga tahun penjara di US San Quentin,
mantan agama satanis. Kehidupan saya hancur di Amerika. Nggak ada baik-baiknya,” demikian Michael Howard menyebutkan siapa dirinya di masa lalu.
Awal mula kehancuran
hidup Michael dimulai sejak masih muda. Pria kelahiran Indonesia ini mengaku nggak
mendapat kasih sayang yang selayaknya dari kedua orangtuanya yang sibuk
bekerja. Sekalipun kurang diperhatikan, dia dan adik perempuannya tetap didisiplin
oleh sang ayah. Kerasnya disiplin orangtua membuat Michael harus tunduk dengan setiap perintah orangtuanya, termasuk saat dia harus mau dimasukkan ke sekolah asrama.
Di asrama, orangtua
Michael bahkan jarang sekali mengunjungi dia. Hal inilah yang membuatnya kecewa
dengan kedua orangtuanya. Dia pun akhirnya mencari kasih sayang yang hilang di keluarganya di luar.
“Saya pengen menghabiskan waktu dengan
keluarga saya tapi saya tidak dapatkan itu. Nah, akhirnya gimana? Saya mencari kasih itu keluar. Saya masuk geng. Karena mottonya geng itu di Amerika kan ‘We Are Family’” terang Michael.
Di Amerika,
anggota geng identik dengan narkoba. Dia pun ikut-ikutan mencicipi narkoba.
Nggak hanya pemakai, tapi dia juga jadi bandar. Uang yang didapatkan dari
penjualan narkoba membuatnya kaya raya. Tapi uniknya, sekalipun begitu Michael muda
ternyata masih sering ke gereja kala itu karena ayahnya adalah anggota gereja yang cukup aktif.
“Saya masih
ke gereja waktu itu. Karena papa saya setengah pendeta setengah pengusaha. Jadi
saya mau nggak mau ya datang ke gereja. Tapi saya lama kelamaan merasa
bersalah. Saya tiap hari minggu datang ke gereja. Tapi saya melakukan semua kegiatan yang tidak benar dari hari Senin sampai Sabtu,” ungkapnya.
Sekalipun punya
perasaan bersalah dalam hatinya, Michael justru diperhadapkan pada pilihan yang
salah. Dia akhirnya memilih jadi pengikut gereja setan. Pikirnya, daripada merasakan
perasaan bersalah itu terus menerus lebih baik cebur sekalian. Di gereja setan dia merasa seolah berjalan di dunia baru.
“Saya merasakan mati. I have no soul. Nggak lama saya pengen keluar dari gereja setan.Karena saya merasa banyak hal yang bertolak belakang dengan saya,” terangnya.
Sekalipun
keluar dari sana, Michael masih tetap menggeluti dunia hitamnya itu tetap menikmati
uang dari hasil penjualan narkoba. Tapi di suatu titik, dia mengaku ada perasaan
jenuh yang begitu hebat dalam dirinya. Apalagi saat menyaksikan satu per satu teman-teman terdekatnya meninggal karena tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Michael mengaku
keinginannya untuk bertobat semakin besar. Semakin dia ingin keluar dari kehidupan kelam itu, dia malah semakin menghadapi tantangan yang makin besar.
“Saya berseru
sama Tuhan ingin bertobat tapi malah masuk penjara. Saya juga kaget. Saya pikir
Tuhan akan ampuni saya seperti dijamah gitu loh ya. Wah, itu saya kepukul sekali itu.Saya sangat nggak nyangka itu bisa terjadi dalam kehidupan saya,” sebutnya.
Dii
penjara, Michael sama sekali mendapatkan perlakuan yang amat sangat menyakitkan.
Merasa tak lagi tahan, dia bahkan berniat bunuh diri dengan cara overdosis narkoba.
Sayangnya niat itu tak diijinkan Tuhan. Dia mengaku mendengar bisikan Tuhan bahwa
dirinya harus menjalani masa tahanan ini untuk membuatnya benar-benar bisa bebas dari belenggu kejahatan yang dilakukannya sebelumnya.
Tiga tahun
lamanya dia mendekam di penjara. Puji Tuhan, Michael mulai membangun kembali hubungannya
dengan Tuhan. Setelah menuntaskan tahanan, dia pun akhirnya dikembalikan ke
tanah ke lahirannya Indonesia. Di usia 34 tahun, Michael Howard seakan lahir kembali jadi manusia baru.
Perasaan seorang
diri di Indonesia, dia mengaku nggak punya apa-apa lagi. Tapi hanya satu hal
yang dia bisa pegang ‘berserah kepada Tuhan’. Selama dua tahun terus bergelut menjalani
jalan hidup yang benar, Michael tak patah arang. Dia terus berjuang. Mencoba membuat
bukunya berjudul ‘Return’ dan membagikan kesaksian hidupnya kepada para narapidana di rumah-rumah tahanan.
Lewat bukunya,
nama Michael mulai menggema di kalangan masyarakat Indonesia. Dia pun mendapat kesempatan
untuk satu panggung dengan para motivator kenamaan, diantaranya Merry Riana, Tung Desem Waringin dan James Gwee.
Michael percaya
bahwa Tuhanlah yang membawanya sampai ke titik ini. Dia benar-benar tahu maksud
Tuhan dalam hidupnya.
“…bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang
dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh
nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4: 22-24)