Cinta sejati
adalah kata-kata yang paling indah, dahsyat, menakjubkan, sulit dimengerti, dan kata yang sering diharapkan mereka yang jatuh cinta.
Kita
mungkin banyak mendengar kisah-kisah cinta sejati baik di televisi, buku atau
juga komik-komik. Cinta semacam ini digambarkan dengan kisah romantis antara pria
dan wanita. Inilah yang kita kenal dengan istilah Eros, dalam bahasa Yunani, yang
artinya cinta romantis. Ada juga istilah cinta Stroge (cinta dalam ikatan kekeluargaan), Philia (persahabatan) dan Agape (cinta tanpa syarat).
Mencintai dan dicintai adalah hal yang sangat didambakan sama semua orang. Wajar saja mereka yang merasakannya mengakhiri hubungan dalam ikatan pernikahan. Sayangnya, nggak sedikit dari pernikahan yang didasarkan dari rasa saling mencintai ini justru berujung pada perceraian. Nggak cuma dalam pernikahan, sesama anggota keluarga juga bisa saling membenci dan persahabatan berubah jadi permusuhan. Kita mulai ragu, bagaimana mungkin cinta sejati itu ada?
Baca Juga :
Kondisi yang
kita lihat di dunia membuat kita ragu kalau cinta sejati itu benar-benar ada. Padahal,
teladan cinta sejati itu jelas-jelas sudah ditunjukkan oleh seorang pribadi
yaitu Tuhan sendiri. Tuhan itu mengasihi kita tanpa syarat, cintanya murni dan melampaui
cinta yang kita terima dari manusia. Dia juga mampu menerima kita apa adanya,
baik kondisi kita, dosa-dosa kita, masa lalu kita dan kekurangan kita. Sekalipun
Dia adalah Bapa yang sempurna, Dia tetap rela membasuh, mengubah dan mengajar kita
dengan cara yang lembut. Dia mengingatkan kita akan nilai dan posisi kita sebagai anak-anak-Nya.
Dengan rela,
Tuhan mau mengampuni dan melupakan semua kesalahan kita. CintaNya bukan cinta yang egois, sebaliknya dialah cinta agape itu.
Inilah yang
disampaikan dalam 1 Korintus 13: 4, “Kasih
itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong.” Kita juga bisa mengasihi seperti ini, asal kita mengandalkan
Roh Kudus. Karena hanya dengan mengandalkan kekuatan dan kemauan kita sendiri, kita nggak bakal mampu (1 Yohanes 4: 12).
Semakin dalam
kita mengenal Tuhan dan kasih-Nya yang besar untuk kita dan orang lain, semakin
mudah kita bisa mengasihi orang lain. Kita akan dengan sukarela melakukannya karean kita sadar bahwa kita harus taat kepada-Nya.
“Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4: 20)
Baca Juga :
Kita harusnya
mengasihi orang lain, karena itu adalah perintah Tuhan. Ketaatan kita kepada
firman Tuhan berasal dari kasih dan penghormatan kita kepada Dia yang memberikan
semua milik-Nya. Hal inilah yang membuat kita mampu memberi dan mengasihi seperti yang sudah Dia lakukan bagi kita.
Daripada
menuntut cinta sejati, kita bahkan bisa jadi cinta sejati itu sendiri. Hanya kalau
kita mengasihi Tuhan lebih dulu dan mulai mempraktikkan kasih yang sama kepada orang
lain, baik teman, saudara, anak perempuan, istri, suami, ayah atau ibu kita. Waktu
kita bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan dan dalam pengertian akan kasih-Nya, kita mulai bisa mengasihi orang lain dengan cara yang berbeda.
Cinta sejati
muncul saat kita nggak lagi merasakan ada percikan api atau kupu-kupu bergerak
di sekitar perut kita. Cinta terjadi waktu kita mau berkorban dan menyadari
bahwa mencintai nggak akan memberikan kita imbalan apa-apa. Dalam artian, kita mau memberikan hidup kita sepenuhnya untuk mengasihi.
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4: 8)
Semoga dengan
artikel ini, kita semua bisa mengenal cinta sejati itu dan bertumbuh jadi sumber
cinta yang sama bagi orang lain. Mari mulai mencintai dari hati yang murni dan tulus
(1 Timotius 1: 5b).
Cinta nggak pernah gagal karena Tuhan sendiri adalah
cinta sejati itu.