Beberapa tahun
lalu, aku berencana mau bikin pesta ulang tahun kejutan putriku Lizzy, yang berusia
12 tahun. Aku memanggang kue favoritnya dan memilih hiasan sesuai warna favoritnya.
Aku sudah siap-siap mengejutkannya di sore hari dengan rangkaian acara yang dia
suka dan mengajak teman-teman dekatnya untuk menyusun rencana ini. Pokoknya,
aku benar-benar menyusun rencana ini dengan sempurna dan berharap putriku senang dengan kejutan ini.
Tapi…ternyata
di hari ulang tahunnya waktu itu, suasana hatinya sama sekali tidak baik. Bukan
hanya aku saja yang ternyata berpikiran untuk merencanakan pesta ulang tahun. Putriku sendiri pun sudah merencanakannya.
“Mam, aku ke
bioskop bareng teman-teman siang ini ya. Apa mama mau mengantarku?” teriak putriku
saat kami sedang sarapan. Dalam hati aku berharap bisa menjelaskan semua isi
hatiku. Tapi aku mulai menarik nafas pelan-pelan dan berdoa supaya dia percaya dengan ucapanku. Akupun menjawabnya dengan tegas. “Tidak.”
Tanpa ku
duga, Lizzy begitu kecewa. Dia langsung menuduh kalau aku nggak peduli dan nggak
adil padanya. Sepanjang pagi itu dia benar-benar cemberut. Tapi aku menolak untuk
terpengaruh dengan permintaannya karena aku tahu dia tak mengerti dengan arti ucapan
‘TIDAK’ ku sangat berarti untuk masa depannya. Dan seperti yang sudah direncanakan, kejutan yang aku susun pun sukses besar.
Waktu itu, ketika
dia masih sebal denganku dia hendak keluar lewat pintu depan dimana kami sudah bersiap-siap
membuat kejutan. Dia pun histeris waktu mendengarkan lagu ‘Happy Birthday’
berkumandang memenuhi ruangan. Saat itulah dia baru mengerti kenapa aku menolak permintaannya di pagi sebelumnya.
Lizzy akhirnya
menghampiriku dan meminta maaf lalu menggodaku dengan tawanya yang khas. Lalu dia
menghampiri teman-temannya satu per satu dan mengucapkan terima kasih. “Makasih sudah merencanakan ini, mam. Rencanamu jauh lebih baik!” ucapnya.
Kejadian ini
mungkin sudah lama berlalu. Tapi aku bisa memetic pelajaran berharga dari kejadian
itu. Tuhan mengingatkanku seperti ini. Ada masa ketika kita sudah berdoa untuk
pintu dibukakan, tapi Tuhan tetap saja belum membukanya. Kita mungkin sudah terus
menerus merengek-rengek meminta supaya pintu itu dibukakan, tapi jawaban-Nya tetap ‘TIDAK’.
Waktu kita meminta
perubahan, tapi semuanya seperti tetap sama. Tapi pengalaman di hari ulang
tahun putriku Lizzy mengingatkanku kalau jawaban ‘TIDAK’ yang menyebalkan dari Tuhan mungkin adalah jawaban tertunda untuk ‘IYA’-nya di hari esok.
Kita punya Bapa
yang penuh kasih dan tahu persis apa yang kita butuhkan. Tapi Dia justru perlu menghancurkan agenda kita untuk menjadikan rencana-Nya terjadi atas hidup kita.
“Sebab Aku
ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29: 11)
Kita butuh
beriman untuk percaya kalau janji semasa hidup kita pasti sering nggak berjalan
sesuai yang kita harapkan. Tapi aku belajar kalau kita nggak perlu paham tentang
semua cara Tuhan bekerja menggenapi rencana-Nya atas hidup kita. Kita hanya perlu mempercayai-Nya.
FirmanNya dalam
1 Yohanes 4: 8 menyebutkan kalau Allah itu adalah kasih dan Dia murah hati (Mazmur
116: 5). Tuhan dipihak kita dan bukanlah untuk melawan kita (Roma 8: 31). Saat
kita tahu siapa Tuhan itu, kita akan lebih mudah memahami Dia dan menerima jawaban-Nya sekalipun Dia berkata ‘TIDAK’.
Rencana Tuhan
memang nggak akan selalu sesuai dengan yang kita mau. Tapi biasanya Dia malah membuat
sesuatu yang begitu mengejutkan kita. Aku percaya kalau suatu hari nanti, saat
kita bisa melihat kembali kehidupan kita lewat kacamata kekekalan, kita pasti pengen
memeluk Bapa surgawi kita dan bersyukur seperti jawaban Lizzy. “Makasih karena sudah membahagiakanku dengan rencanaMu, Bapa. Rencanamu jauh lebih baik!”
Kalau saat ini
kamu mau benar-benar ingin mempercayai semua rencana hidupmu ke Tuhan, belajarlah
untuk menerima semua jawaban-Nya. Mari ikut doa ini bersama-sama:
“Yesus terkasih, aku mau percaya padamu bahkan saat semuanya
berjalan tak sesuai dengan yang ku bayangkan. Berikan aku iman untuk
mempercayai rencana-Mu bagiku adalah rencana yang baik, dan tunjukkan aku cara untuk
menggunakan jawaban ‘TIDAK’ Mu sebagai peluang untuk terus bertumbuh. Isilah aku
dengan harapan sebagaimana aku menunggu rencanaMu yang sempurna terjadi. Dalam Nama
Yesus. Amen.”