Enung Maria, Kisah Seorang Istri yang Ditinggalkan dan Disia-siakan Suami Bertahun-Tahun!
Sumber: Jawaban.Com

Family / 22 January 2018

Kalangan Sendiri

Enung Maria, Kisah Seorang Istri yang Ditinggalkan dan Disia-siakan Suami Bertahun-Tahun!

Budhi Marpaung Official Writer
22444
Pertemuan Enung Maria dan Pak Pimpin adalah di tempat kerja. Ketika itu, Pak Pimpin adalah atasannya. Sejak pertama kali melihat, Pak Pimpin tertarik dengan gadis yang jauh lebih muda darinya itu.

Berbagai jurus pendekatan dilakukan oleh Pak Pimpin kepada Enung. Namun, itu tidak cukup untuk menembus hati sang pujaan hati. Enung sendiri tidak terlalu tertarik dengan sang boss karena menurutnya pria tersebut pastilah sudah punya istri.

Meski direspon dingin oleh Enung, Pak Pimpin tidak patah arang. Ia bahkan terus memberikan perhatian kepada orang yang disukainya tersebut. Perlahan tapi pasti, hati perempuan dambaannya pun luluh.

Setelah diyakinkan bahwa ia belum menikah, Enung akhirnya menerima Pak Pimpin sebagai pacarnya. Karena bagi Enung, Pak Pimpin adalah sosok yang selama ini ia cari-cari yang bisa mengisi kekosongan hatinya terhadap kasih seorang ayah.

Setelah beberapa waktu lamanya berpacaran, mereka pun memutuskan mengikatkan janji sehidup semati. Pernikahan pun berlangsung.

Berjalan waktu, Enung menemukan ada gelagat aneh yang ditunjukkan sang suami. Benar, pada suatu hari, ia menemukan secarik kertas di atas kulkas. Adapun isi kertas adalah tulisan sebuah alamat.  

“jadi saya terdorong untuk saya berangkat ke alamat itu. waktu saya datang ke alamat itu, saya melihat suami saya dengan perempuan…. Lalu saya masuk, lalu saya bertanya kepada perempuan itu,” ujar Enung.

Sakit rasanya melihat suami yang dicintai ternyata bersama dengan perempuan lain. Namun, demi mengakhiri masalah, Enung dan sang WIL sang suami sepakat untuk menyelesaikannya dengan baik.

Setelah kepergok, Pak Pimpin menyesali segala perbuatannya. Namun, ternyata penyesalannya hanyalah bertahan sementara. Pak Pimpin kembali jatuh ke dalam perselingkuhan. Kali ini, apa yang dilakukan Pak Pimpin lebih parah daripada sebelumnya.

Enung pun merasakan bahwa perubahan Pak Pimpin memang hanyalah sekejap saja. Dengan kepala matanya sendiri, ia bahkan melihat pria yang dinikahinya tersebut semakin temperamental.

Rumah tangga Enung dan Pimpin kian hari kian tidak menunjukkan keharmonisan. Suasana rumah bagaikan neraka bagi semua yang ada di dalamnya. Tidak ada lagi kehangatan yang bisa dirasakan di sana. Percekcokan terus jadi. Tidak itu saja, kekerasan fisik harus diterima Enung dari Pak Pimpin.

Setelah keributan besar diantara mereka, Pimpin pun pergi dari rumah dan memutuskan tinggal bersama dengan selingkuhannya. Enung pun kini di rumah hanya dengan anak-anak saja.

Di tengah kondisi buruk rumah tangganya, ibu-ibu pendoa syafaat setia menemani dan memberikan kekuatan kepada Enung. Walaupun berat menjalani, tetapi dukungan yang diberikan oleh ibu-ibu pendoa syafaat itu sangatlah berdampak baik bagi dirinya.

Salah satu ibu pendoa syafaat yakni ibu Siti Sarah suatu kali datang ke rumah Enung. Dalam perjumpaan itu, ibu Siti Sarah memberikan kepadanya sebuah kepingan film tentang Tuhan Yesus.

Di saat Enung sedang merenungi keadaannya, ia terdorong untuk menonton film tentang Tuhan Yesus yang diberikan oleh seorang ibu pendoa syafaat kepadanya. Saat menonton, ia menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus begitu menderita, mau berkorban untuk manusia.

“Saya menangis melihat Tuhan Yesus itu dicambuk. Tuhan Yesus aja mau mengampuni, kenapa saya tidak? Jadi saya berpikir kalau saya pada tiap saya berdoa, ‘Tuhan Yesus, ampuni saya seperti kami mengampuni orang lain’. Bagaimana saya diampuni Tuhan Yesus kalau saya tidak mengampuni suami saya. Pada saat itu, setelah nonton film itu, ada rasa kegairahan… Apa yang saya rasakan ini, saya sudah tidak bisa adukan sama yang lain, jadi saya hanya bisa mengadu kepada Tuhan. Setiap malam kepada Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan seperti saya mengadu kepada bapak saya,” tutur Enung.  

Sementara itu, di tempat berbeda, Pak Pimpin yang telah bertahun-tahun meninggalkan Enung dan anaknya merenung. Dia memikirkan bagaimana nasib mereka setelah ditinggalkan olehnya.

Ketika memikirkan semuanya itu, Pak Pimpin pun tersadar dan berkeyakinan akan meninggalkan selingkuhannya.

Enung sendiri terus berproses untuk mengampuni sang suami. Walau berat, ia tahu ia harus melakukannya karena Tuhan Yesus yang adalah manusia tidak berdosa telah mengampuni dirinya dan setiap manusia yang percaya kepada-Nya agar beroleh hidup yang kekal.

Dengan waktunya Tuhan, akhirnya Enung dan Pak Pimpin bertemu kembali. Rekonsiliasi pun terjadi diantara mereka berdua. Kini rumah tangga mereka pun penuh dengan sukacita.

“Saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memulihkan saya, memulihkan rumah tangga saya, yang selama ini saya mencari figure seorang bapa, saya telah mendapatkan ini dari Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Yesus,” pungkas Enung.  

Sumber : Enung Maria dan Pimpin
Halaman :
1

Ikuti Kami