Bagi beberapa orang,
menunggu merupakan sesuatu yang menyenangkan karena bisa menikmati dan
melakukan aktivitas lain seperti berkencan dengan media social dan mendengarkan musik
juga lain sebagainya. Tapi kebanyakan orang tidak menyukai ‘menunggu’ karena
bagi mereka, menunggu adalah sesuatu yang membosankan dan menghabis-habiskan
waktu. Dengan pengertian saya, tidak memiliki kesabaran yang tinggi.
Saya juga menyadari itu
dan mengalaminya secara pribadi. Seperti beberapa waktu lalu, dimana saya
menunggu kepastian jawaban dari teman ketika saya ajak mengunjungi teater
dengan tiket gratis. Menunggu kabar dari dia cukup menyebalkan dan sangat membuat saya gundah.
Dalam proses menunggu
kebanyakan orang-orang salah mengambil keputusan. Seperti tante yang tak
kunjung memiliki anak, dan mengambil keputusan yang salah untuk melakukan bayi
tabung yang akhirnya gagal juga.
Apakah kamu sedang dalam
proses menunggu? Mungkin menunggu pasangan hidup atau menunggu janji Tuhan
digenapi dalam hidupmu? Yap! Saya mewakili kamu
semua untuk mengakui bahwa itu nggak gampang, dan sungguh dilema.
Saat Musa diperintah oleh
Allah untuk membawa bangsa Israel kembali ke tanah Kanaan, tanah yang tidak
pernah diinjak oleh Musa selama hidupnya, dia merasa dilema dan cukup sedih.
Dia harus menjelaskan
kepada bangsa Israel mengenai tanah itu supaya mereka mau pergi ke sana dan
keluar dari Mesir, dan yang tak habis pikir adalah Allah tidak membawa Musa
berjalan lewat jalur yang cepat tetapi Allah
bawa Musa dan bangsa Israel keliling berputar saat menuju
ke tanah Kanaan (Keluaran 13:17).
Mungkin kamu juga sedang mengalami
kisah yang sama, dimana dalam proses menunggu untuk sampai pada perjanjian itu,
Allah membawa kamu berputar dan seperti semakin menjauh dari janji itu. Allah
berjanji akan memberikan kamu pasangan hidup, tetapi seakan sekarang kamu
semakin jauh dari pasangan hidup bahkan seperti tidak terlihat apapun. Dalam
hal ini Tuhan ingin melihat kemampuanmu. Sama seperti Tuhan ingin melihat
kemampuan Musa bertahan untuk kuat dan mencari cara supaya bangsa Israel tetap
sampai pada Tanah Perjanjian.
Tuhan ingin melihat kemampuan
kamu untuk bertahan dari ujian dalam penantian janji itu.
Nggak hanya itu, dalam
proses menunggu tersebut Tuhan ingin melihat kepercayaan kamu kepadaNya. Dia
ingin menguji itu. Jika Musa masih terus percaya bahwa Allah akan menolongnya sampai
pada Tanah Perjanjian, tidakkah Dia juga sedang melakukan hal yang sama
kepadamu? Tetaplah percaya kepada Tuhan sampai akhirnya Dia mendapati kamu
tetap setia terhadap perjanjian itu. Allah juga mengizinkan kamu menunggu
karena Allah ingin mengajarkan kamu sebuah kedewasaan. Kedewasaan dalam
merespon segala keputusan dalam penantian itu. Seperti Musa yang diajar untuk
meresponi dengan sabar dan tidak mengeluh kepada Tuhan sekalipun dia dibawa
berputar-putar dengan waktu yang lama hingga ke Tanah Perjanjian.
Jadi dasarnya, Allah
mengizinkan kita berada dalam ‘ruang tunggu’ karena alasan tertentu, dimana
Allah sedang memproses kita menjadi sempurna sama sepertiNya.
1 Korintus 13:11:” Ketika
aku kanak-kanak, aku berkata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti
kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi
dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”