Beberapa waktu yang lalu,
adik saya perempuan menerima Yesus dan dia sangat berubah seiring berjalannya
waktu. Hal itu benar-benar membuat aku bahagia dan tak satupun yang dapat aku ungkapkan untuk mengutarakan kebahagiaan yang aku rasakan.
Sungguh, Tuhan menjawab
doaku selama ini. Namun seiring berjalannya waktu, bersamaan dengan hari dimana
dia Baptis Roh Kudus dan menangis di pelukanku, mama mengirim SMS dan memberi kabar yang tak mengenakkan mengenai adik perempuanku satu lagi.
“Mama mau bicara, tolong
telepon mama sekarang. Adikmu kabur dari rumah dan menulis sebuah surat bahwa dia akan menikah dengan pacarnya itu.”
Kita ketahui bahwa pacar
adikku berkeyakinan berbeda dari kita, seorang nonkristen. Itulah yang membuat
kedua orangtuaku sangat keras melarang hubungan mereka, sehingga akhirnya dia
memberontak dan meninggalkan rumah sehingga memutuskan untuk lari bersama pria
itu dan singkat cerita, mereka pun menikah. Rasanya, saya sedang berjalan di dua jalur sekaligus, dan itu sangat sulit.
Hal yang sama juga pernah
dirasakan oleh seorang penulis buku “Purpoese Driven Life” yaitu Rick Warren.
Dia juga merasakan dua hal yang sangat bertolak belakang. Pada saat dia sedang
menuai kesuksesan besar karena bukunya tercetak hingga 15 juta lembar, disaat itu pula hatinya merasa berat karena isterinya, Kay, diserang kanker.
Menyikapi hal ini, saya
ingat sebuah kata yang diucapkan oleh Rick sampai saat ini,” Saya terbiasa
berpikir bahwa hidup ini adalah deretan gunung
dan lembah-lembah berjalan melalui saat-saat gelap, mencapai puncak
gunung, kemudian kembali lagi begitu terus menerus. Kini saya tidak percaya itu
lagi. Hidup ini lebih dari seperti dua jalur kereta api yang menyatu di ujung,
dan sepanjang waktu kamu akan menjumpai hal baik dan juga hal buruk. Sebanyak apapun
hal baik yang kamu terima, kamu akan tetap menghadapi hal yang buruk yang harus
hrus diatasi. Sebaliknya, seburuk apa pun hidup yang kamu jalani, selalu ada hal baik yang patut disyukuri.”
Menyadari bahwa manusia
nggak dapat menghindar dari hidup yang berdinamika seperti dua “jalur kereta,”
Paulus mengungkap tiga nasihat sederhana tetapi sangat penting untuk selalu
dilakukan dalam segala keadaan baik dan buruk, yakni: BERSUKACITA, BERDOA dan MENGUCAP SYUKUR.
Hal itu perlu diingat agar
ketika suka datang kita nggak menjadi seorangorang takabur, atau ketika duka
datang kita nggak menjadi seseorang yang habis harapan. Sebab, sesungguhnya
melalui jalan ini dan juga masalah yang begini, Tuhan sedang menolong kita
untuk selalu melihat hidup kita secara seimbang. Bahwa hidup ini berjalan bukan
karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena Tuhan selalu ikut campur tangan
dengan segala kedaulatannya. Dan manusia hidup bukan hanya untuk menikmati
dunia, namun terpenting adalah ada urusan kekekalan yang harus di persiapkan
dari sekarang.
“Memang duka dan bahagia
kadang kala datang bersamaan, tetapi tetaplah bertahan karena kamu dan saya
ditetapkan menjadi seorang pemenang.”