“Saya setiap
hari diejek sama teman di sekolah, dibilang gendut, dibilang pendek, dibilang ateng” demikian penuturan Chandra Gatot Pribadi saat menceritakan kisahnya.
Postur tubuhnya
yang bongsor membuat Gatot kerap menerima olokan dari teman-teman dan juga saudaranya
di rumah. Merasa tersinggung dengan segala olokan yang diterimanya, Gatot pun mencoba menurunkan berat badannya dengan tidak makan sama sekali.
Prestasi Gatot
sepanjang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sangat buruk. Meski begitu,
dia tetap rajin sekolah dan tidak ikut-ikutan dengan teman-temannya yang nakal.
Perubahan
besar dialami Gatot sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Atas bujukan sejumlah teman sekolahnya yang nakal, dia akhirnya terjerumus dalam kebiasaan mabuk-mabukan.
“Saya tahu ini
nggak baik, tapi biar saya nggak ditolak, saya lakukan. Saya minum alkohol. Saya
mabuk-mabukan, bahkan sampe saya jarang pergi ke sekolah karena saya mabuk. Saya melakukan apapun agar saya tidak ditolak,” terang Gatot.
Tak sampai
di situ, kebiasaan buruk itu bahkan berlanjut sampai dia masuk ke perguruan tinggi.
Kebiasaan mabuk-mabukan yang dilakoninya sejak SMA telah mengubahnya menjadi pecandu. Bahkan dia kerap bolos, jarang masuk kuliah dan akhirnya di Drop Out (DO) dari kampus.
Namun hal
itu tidak membuat Gatot berhenti dari kebiasaan buruk itu. Dia bahkan sama sekali
tidak merasa takut dan khawatir dengan kecemasan yang dialami kedua orangtuanya.
Dia bahkan menganggap setiap perharian yang mereka berikan kepada Gatot
hanyalah kepura-puraan. “Saya jadi anak yang benar-benar berontak, yang
benar-benar nggak tau diri sama orangtua.
Saya jadi anak yang benar-benar nggak
mau menghargai orangtua.”
Namun suatu
peristiwa yang tak terduga terjadi di suatu hari. Kejadian itu terjadi ketika Gatot
tiba-tiba pingsan sesaat setelah sampai di rumahnya. Kala itu hanya ada sang
ibu. Dia mulai panik tak karuan sesaat setelah menyaksikan anak bungsunya itu terkapar di lantai.
“Mungkin
itu yang disebut orang mati suri. Saya nggak
tahu, pas baru itu. Tapi saya berpindah dari sebuah tempat yang sangat gelap. Cuma ruangan kecil dan cuma ada saya di situ.”
Saat terkapar
pingsan, dia mengaku berada di sebuah ruangan sempit, gelap dan mengerikan. Dia
tahu persis bahwa tempat itu adalah neraka. “Waktu itu saya tahu itu bukan
surga. Saya tahu itu sebuah kegelapan
yang sangat mengerikan. Tidak ada sama sekali kehidupan, tapi entah kenapa Tuhan
masih memberi saya hidup. Saya nggak
tahu juga,” terang Gatot mengenang peristiwa itu.
Gatot harus
melewati masa pemulihan yang cukup panjang. Kisah perjalanan hidupnya seperti
sudah diatur oleh Tuhan. Karena tepat pada masa-masa kelemahannya itu, Tuhan mengirim seseorang yang darinya dia mengalami pertobatan sepenuhnya.
“Karena itu
ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya! Karena jikalau
engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tah
pada waktu smanakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. “(Wahyu 3: 3)” Ayat inilah
yang mendorong Gatot berkomitmen untuk melepaskan semua kebiasaan buruknya yang lama.
“Saya mulai
mengambil keputusan untuk saya bertobat. Walaupun sebenarnya itu nggak mudah. Saya harus banyak melewati
perjalanan. Saya harus belajar melepaskan yang namanya narkoba, melepaskan
alkohol, melepaskan rokok, melepaskan pornografi, melepaskan semua kenajisan.”
Saat mengambil
keputusan itu, Gatot benar-benar menyerahkan dirinya sepenuhnya dan mengundang Tuhan
untuk menolongnya lepas sepenuhnya dari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Sejak
hari itulah, Tuhan memulihkan hidup Gatot dan menjadikannya saluran berkat bagi
banyak orang.