“Kasihan ya,
baru nikah aja mereka udah LDR-an.” Ada
banyak orang yang ngulangin kalimat yang sama waktu tahu kalau sepasang suami
istri yang baru nikah hidup tidak seatap karena lokasi kerjaan yang berjauhan. Bahkan
banyak yang mengusulkan supaya salah satu pasangan ngalah aja demi bisa tinggal serumah.
Di jaman globalisasi
yang penuh dengan tantangan dan tuntutan ini, ada banyak pasangan menikah yang memang
memutuskan untuk LDR (Long Distance
Relationship). Pekerjaan jadi alasan utama buat mereka nggak bisa tinggal serumah,
kayak pasangan menikah pada umumnya. Jabatan dan posisi yang udah bagus di kerjaan pun membuat keduanya sama-sama nggak mau ngalah.
Padahal kalau
dipikir-pikir, pernikahan itu bisa bertahan kuat kalau suami istri bisa saling bersentuhan
secara fisik maupun saling membangun komunikasi yang intens setiap hari. Kita memang
nggak berhak menilai kalau pasangan yang LDR pasti nggak berhasil. Karena ada aja
kiat sukses yang bisa mereka terapkan untuk tetap bisa membangun hubungan yang intens, mungkin nggak secara fisik tapi secara emosional.
Pernikahan semacam
ini pun nggak cuma dijalani orang-orang di luar sana, tapi ada banyak pasangan Kristen
yang juga menjalani hubungan LDR. Tapi pada kenyataannya pernikahannya tetap bisa
berhasil. Tapi kalau kita telaah dari sudut pandang Kristen, apa secara Kristen pernikahan yang dijalani secara LDR memang dianggap wajar?
Di Roma 8:
28 dikatakan, “Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Sekalipun ayat ini tidak bicara soal pernikahan tapi ayat ini bisa diterapkan dalam pernikahan.
Ada tiga pertimbangan suami istri harus menjalani pernikahan secara LDR yaitu:
1. Suami istri harus menjalani panggilan masing-masing meski harus berpisah tempat
Pertanyaannya
adalah apakah suami istri bisa memiliki panggilan hidup yang berbeda? Ada banyak
pasangan yang harus LDR karena tempat kerja yang berbeda kota atau negara. Meskipun
pekerjaan memang penting, tapi hubungan juga sama pentingnya karena pernikahan juga bicara soal panggilan Tuhan.
2. Suami istri sepakat menjalani pernikahan dengan LDR
Beberapa pasangan
LDR memang tetap bisa berhasil menjalani pernikahannya dengan baik. LDR sama
sekali bukan masalah ketika pada awalnya suami istri sudah sepakat menjalani hubungan
demikian. Apalagi kalau mereka paham betul bahwa apa yang mereka jalani dan kerjakan adalah hal yang baik dan berguna bagi orang lain dan juga untuk Tuhan.
3. Pasangan sepakat LDR hanya untuk sementara waktu saja
Ada banyak pasangan
yang memang sudah merencanakan berapa lama LDR sesuai dengan kondisi mereka. Mungkin
ada yang menunggu pemindahan tempat kerja atau ada juga yang memutuskan untuk memilih
waktu yang tepat untuk resign saja.
Semua itu sudah benar-benar mereka rencanakan dan akan diwujudkan sesuai dengan kesepakatan.
Bagi kita, mudah
saja menilai kehidupan orang lain dengan sudut pandang kita. Tapi pasangan menikah
yang menjalani LDR pastinya juga nggak menghendaki hidup demikian. Tuhan pun sama
sekali nggak menghendaki kita berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Karena gimana pun mereka adalah sumber kekuatan kita.
Tapi kita bisa
belajar dari kisah Yusuf, dimana sejak kecil dia sudah dipisahkan dari ayahnya,
Yakub. Tapi dengan cara-Nya, Tuhan justru membuat jalan yang tak terduga supaya dia bisa kembali bersama-sama dengan semua keluarganya.
Kamu yang lagi
menjalani LDR saat ini dengan istri atau suamimu tahu benar kalau membangun sebuah
keluarga memang idealnya adalah hidup bersama dalam satu atap. Mungkin hal itu belum
bisa kalian wujudkan sekarang karena satu dan lain hal, tapi tetaplah berharap kepada
Tuhan supaya dibukakan jalan buat kalian bisa berdekatan.
Tapi sementara
menjalani LDR, kalian juga tetap harus menjaga hubungan dan komunikasi satu
sama lain setiap hari. Dengan teknologi canggih seperti saat ini kalian tetap
bisa bertatap muka satu sama lain dan ngobrol soal banyak hal. Dan hal yang paling
penting adalah tetap menjaga rasa percaya satu sama lain.