Alkitab
adalah satu-satunya pedoman hidup dalam rumah tangga. Karena Alkitablah sumber kebenaran
dan kebijaksanaan sejati. Seberat apapun masalah pernikahan bisa diatasi ketika
suami istri sehati mengandalkan Tuhan. Hal ini pula yang Tuhan mau pasangan suami istri lakukan saat bergumul dalam masalah keuangan.
Nah, buat suami
istri yang mau mengalami hidup berkelimpahan dalam keuangan, 4 ayat Alkitab ini bisa jadi panduan.
1. Renungankan firman ini sebelum memutuskan berhutang.
“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun
juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.” (Roma 13: 8)
Kata ‘hutang’
dalam ayat ini memang bukan cuma bicara soal uang. Bisa juga berhutang dalam hal
jasa dan budi kepada orang lain. Tapi dalam konteks rumah tangga, ayat ini bisa
jadi pengingat kepada suami istri supaya sebelum memilih berhutang kepada orang
lain, mereka bisa memikirkannya secara matang. Atau jika cara ini harus terpaksa
diambil pasangan menikah harus benar-benar berkomitmen untuk melunasinya sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
2. Hendaknya pasangan suami istri bijak dalam menggunakan uang
“Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan
kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” (Amsal 21: 5)
Uang adalah
faktor yang paling penting dalam sebuah pernikahan. Saat pasangan menikah tidak
bijak mengelola keuangan, maka kekuranganlah yang akan terjadi. Akibatnya, akan muncul percekcokan antara suami dan istri.
Lewat ayat ini,
suami istri diingatkan untuk selalu bijak dalam mengelola keuangan. Istri-istri
harus berhenti menghamburkan uang hanya untuk kebutuhan pribadi. Dan suami sebisa
mungkin bersepakat dengan istri mengatur pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan
anak. Jangan sekali-kali menghamburkan uang untuk kebiasaan buruk yang Tuhan tidak sukai seperti judi, foya-foya, minum-minuman dan sebagainya.
3. Selagi mampu, jangan pelit atau pikir-pikir kalau mau menabur atau memberi.
“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada
kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah
dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan:
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20: 35)
Jangan jadikan
kondisi keuanganmu jadi alasan untuk tidak memberi, terutama untuk tujuan menolong
orang lain yang sedang kesusahan. Memang benar kalau kondisi keuangan keluargamu
saja tidak baik, gimana mungkin bisa memberi untuk orang lain. Tapi ingat, bukan
seberapa banyak yang harus kamu berikan supaya dianggap pantas tapi seberapa tulus kamu memberikannya.
Jangan pernah
menahan kebaikan hanya karena kamu khawatir keluargamu tak makan besok. Ingat kisah
janda sarfat yang memberi Elia makan walau dia sendiri kekurangan? Kalau kamu mau
Tuhan melakukan mujizat atas keuangan rumah tanggamu, belajarlah untuk memberi tanpa
beban dan menyerahkan keluargamu ke tangan pemeliharaan Tuhan. Percayalah,
bersama Tuhan kamu nggak bakal pernah kekurangan atau menderita karena nggak punya uang.
4. Jangan jadi hamba uang, tapi tetaplah fokus melayani Tuhan
Ada banyak suami
istri yang kehilangan fokus dari Tuhan karena hendak mengejar harta dan kekayaan.
Memang bekerja adalah cara satu-satunya supaya bisa memenuhi semua kebutuhan keluarga.
Tapi bekerja juga ada batasnya bukan? Jangan sampai kamu melupakan ibadah Minggu
atau doa hanya karena kamu sibuk bekerja atau sibuk dengan urusan bisnismu. Ingat
loh, Tuhan bisa membalikkan keadaan hanya dalam waktu sekejab. Dia bisa merampas
semua harta milikmu dan membuatmu kehilangan semua yang kamu miliki. Untuk itulah
ayat ini mengingatkan supaya kamu jangan sampai jadi hamba uang.
Tuhan menghendaki
sebuah keluarga bisa jadi berkat bagi orang lain. Karena itulah Dia ingin
supaya anak-anak-Nya menghidupi firman kebenaran-Nya setiap hari; merenungkan firman-Nya
dan berdoa untuk segala hal. Dengan itu, cepat atau lambat Tuhan pasti akan bekerja
dan memenuhi janji-Nya untuk menjadikan kita berkelimpahan terjadi.