Mungkin kita sudah
sangat sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa “Mulutmu adalah
harimaumu” yang artinya bahwa mulut bisa memangsa siapa saja dan menyakiti siapa saja dan dalam konteks ini, mulut adalah lidah.
Demikian yang terjadi
kepada seorang pria berinisial FK, yang menjadi korban hinaan oleh gurunya
sendiri di SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara,Kecamatan lle Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.
Guru Honor berinisial
BB itu memang terkenal garang oleh siswanya. Hal ini semakin terkuak setelah FK
siswa SMP kelas tiga nekat menenggak racun rumput akibat malu karena sering dihina oleh sang guru (BB).
FK mengungkapkan
bahwa perlakuan kasar BB baik secara fisik maupun psikis kerap dilakukan kepada
banyak siswa. Dia juga memberitahukan bahwa BB pernah memukuli beberapa siswa di SMP tersebut dibagian betis dengan menggunakan ekor pari hingga berdarah.
FK juga mengaku bahwa
dia sering menerima hinaan dari sang Guru (BB) sejak masih dikelas 1. Nggak sampai disitu, guru
tersebut juga pernah menyiksa mereka dengan menyuruh memungut sampah menggunakan mulut. Miris sekali!
“Saya sering dihina,
makanya malu dengan teman-teman,” ujar FK saat diwawancarai oleh media liputan6 di RSUD W.Z Yohannes Kupang, Selasa 5 September 2017 lalu.
“Sudah dua kali dia
menghina saya. Pertama waktu saya bawa handphone ke sekolah. Kejadian itu
dilakukan didepan kelas dan dihadapan teman-teman,”ucap FK saat diwawancarai pada tanggal 2, September 2017 lalu oleh salah satu media.
Puncaknya pada 31
agustus 2017, guru tersebut kembali menghina FK lagi dengan kata-kata sangat pedas.
“Dia bilang saya
punya rumah seperti kandang babi. Lalu, saya keturunan atau anak dari orangtua
tidak jelas, ngga hanya itu dia juga mengejek makanan saya seperti makanan
babi. Dia hina saya didepan murid lainnya dalam kelas selama pelajaran Bahasa Indonesia,” tutur FK.
Hinaan itu terus
berlanjut sepanjang pelajaran Bahasa Indonesia hingga selesai. Akhirnya setelah pulang sekolah dia pun balik dan nekat menenggak racun.
Namun sebelum
memutuskan minum racun, FK mengaku sempat menanyakan perihal kebenaran hinaan tersebut kepada ayahnya.
“Saya sampai di rumah
tetapi ayah masih di kebun sehingga saya nekat minum racun,” kata FK yang masih berusia 16 tahun tersebut.
Ayah korban, Yosep
Lango (61) mengaku anaknya minum racun karena merasa malu akibat sering di hina
gurunya. Namun Puji Tuhan, FK nggak sampai meninggal karena menurut Yosep,
anaknya hanya menelan sedikit racun dan selebihnya disemburkan keluar hanya
memang FK membutuhkan pengobatan medis sehingga segera dilarikan ke rumah sakit.
Yosep juga meminta guru yang menghina anaknya tersebut ikut bertanggung jawab atas kejadian ini.
“Saya minta dipecat karena nggak pantas jadi
guru. Dia juga harus kembalikan seluruh biaya pengobatan anak saya,” imbuh Yosep.
Terkait dengan kasus penghinaan
yang berujung kepada siswa meminum racun tersebut, kepala sekolah SMPN2 Satap
Waiwaru, Bernandus Atawadan mengatakan bahwa guru tersebut sudah berulang kali ditegur karena perilaku kasarnya.
Sungguh mengerikan.
Ini yang disebut dengan krisis kasih. Guru seharusnya menjadi contoh dan
mendidik dengan baik, namun hal ini harus terjadi karena krisisnya kasih kepada sesama dan nggak bisa mengkontrol emosi hingga lidah.
Berita ini
mengajarkan kita untuk berhati-hati terhadap ucapan karena lidah bisa
menghancurkan keadaan sama seperti dalam kasus ini.
Yakobus 3:5 “Demikian juga lidah, walaupun
suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.”