Badai
Harvey yang menerjang Texas pada Jumat, 25 Agustus 2017 telah mengugah hati
seluruh dunia. Bukan cuma menimbulkan kerusakan parah, badai ini juga telah
merenggut banyak nyawa. Bayangkan bagaimana sebagian dari korban terjebak dalam banjir dan harus berjuang menyelamatkan dirinya.
Di balik bencana
badai Harvey inilah sebuah kisah perjuangan seorang ibu terjadi. Dia rela mati
demi menyelamatkan anak balitanya dari sapuan banjir. Collete Sulcer (41) demikian
nama ibu itu diidentifikasi. Dia juga dikenal sebagai seorang Kristen dan bekerja sebagai perawat.
Putri
kecilnya Jordyn (3) akhirnya selamat dari banjir setelah Sulcer dan putrinya itu terjebak beberapa waktu di tengah banjir.
Sayangnya
selama mereka terjebak, Sulcer tak sanggup bertahan hidup. Jordyn ditemukan mengambang di atas tubuh ibunya yang sudah nggak lagi bernyawa.
Antionette
Logan (38), kerabatnya, menuturkan bahwa menurut cerita Jordyn, saat mereka tenggelam
di tengah banjir, Sulcer terus memanjatkan doa. Meskipun Sulcer tak selamat dalam peristiwa itu, tapi doanya telah menyelamatkan Jordyn.
“Mama mengucapkan doa-doanya,” kata Jordyn dalam pengakuannya.
Saat
kejadian Sulcer dan Jordyn, yang saat itu mengendarai mobil, terjebak oleh
banjir yang tiba-tiba melanda. Kemudian Sulcer pun berjuang untuk keluar dari
mobil bersama putri kecilnya itu. Tapi tiba-tiba banjir menyapu mereka sampai
akhirnya mereka terbawa arus ke sebuah saluran pembuangan air. Di sanalah mereka terjebak beberapa lamanya sampai tim evakuasi menemukan keduanya.
Saat itulah
petugas menemukan Jordyn berpegangan di atas tubuh ibunya. Posisi yang sulit
sempat membuat petugas kesulitan meraih keduanya dari saluran air yang berada
di dekat sebuah jembatan. Sampai kemudian dengan petugas pun mencoba menarik tubuh Sulcer ke tempat yang lebih tenang.
Petugas
lalu berusaha menyelamatkan nyawa Sulcer, namun upaya itu nggak berhasil.Tubuh Sulcer sudah kaku dan tak lagi bernyawa. Sementara Jordyn tampak kedinginan.
“Saat ditemukan,
anak perempuan itu menempel di tubuh ibunya. Ibunya melakukan yang terbaik yang
bisa dilakukannya untuk menjaga anaknya tetap aman. Anak itu juga membawa
ransel yang memantunya mengapung di punggung ibunya dan tetap berpegangan dengan ibunya,” ucap Carol Riley, salah satu petugas penyelamat.
Banyak
orang yang mendengar kisah penyelamatkan akhirnya memuji Sulcer karena sudah
melakukan hal yang menakjubkan. Dia bahkan dianggap pantas mendapat gelar sebagai ‘Pahlawan Amerika’.
Tapi lebih
dari itu, Sulcer patut dijuluki pahlawan iman. Karena berkat imannya, dia mampu
berdoa dan meminta perlindungan kepada Tuhan ketika berada di tengah musibah. Imannya
kepada Tuhan nggak diragukan lagi, karena Sulcer memang dikenal sebagai pribadi
yang sangat vokal menyuarakan keyakinannya.
Hal inilah
yang dia sampaikan lewat postingan status Facebooknya di awal tahun 2016 lalu. Dia
mengaku percaya Yesus dan tak akan menyangkali imannya di depan banyak orang.