Yesus nggak
saja cuma sekadar tabib yang mampu menyembuhkan orang-orang sakit. Tapi Yesus dikenal
lebih dari seorang guru, tepatnya Dia adalah seorang sahabat yang dekat sama siapa
aja. Dia nggak memandang orang lain karna parasnya atau karna banyaknya harta yang
dimilikinya. Yesus nggak mencari orang-orang yang ahli dan handal, tapi Dia mencari orang-orang yang rendah hati, lemah, miskin, dan yang mau diajar.
Kebesaran hati
inilah yang jadi salah satu daya pikat bagi banyak orang untuk mengikut Dia kala
itu. Karena bagi masyakarat saat itu, belum pernah ada pribadi sedemikian luar biasa dan ajaibnya seperti Yesus.
Teladan pengajaran-Nya
pun jadi semacam buku panduan bagi semua orang Kristen. Ada banyak gereja yang
kemudian membuka komunitas kecil semacam komsel dan mulai menjangkau orang-orang
untuk dibina jadi orang Kristen berkarakter Kristus. Dan sepanjang hal ini terus
berjalan, ada banyak mentor yang bermunculan. Mentor inilah yang diibaratkan seperti
Yesus yang akan memimpin orang-orang baru yang datang. Mereka dibimbing,
dididik dan didampingi untuk bertumbuh dalam Kristus. Sayangnya, ada saja mentor
yang gagal, bukannya membimbing dengan cara yang tepat, orang-orang yang masuk dalam komunitas kecil itu satu per satu justru keluar.
Kalau Yesus
dalam pelayanan-Nya bisa menarik banyak perhatian orang, kenapa mentoring di jaman
ini justru membuat orang-orang baru kabur dari gereja atau komunitas? Pastinya ada
yang salah dengan mentoring kita, ada yang kurang pas yang dirasakan orang-orang yang dibimbing sampai-sampai mereka nggak betah.
Apa sih yang
harusnya dilakukan seorang mentoring atau peimpin rohani bagi komunitas yang
dipimpinnya? Apa sih yang Yesus lakuin sampai-sampai banyak orang datang mengikuti Dia?
Inilah 5 hal
yang Yesus lakukan sampai-sampai banyak orang yang pengen terus mendengarkan semua ucapan-Nya:
1. Jadilah pribadi yang nyata
Jangan pernah
bersembunyi dibalik jabatanmu sebagai mentor. Kadang kala seorang mentor bisa
aja menutupi identitasnya yang sesungguhnya hanya demi biar dilihat keren dan disegani. Padahal, kehidupan sehari-harinya justru jauh berbeda dari waktu dia tampil jadi seorang mentor.
Yesus nggak
pernah menyembunyikan identitasnya sebagai anak Allah. Waktu ada yang menanyakan hal itu, Dia tetap menjawabnya dengan jujur.
2. Jadilah pemimpin, bukan bos
Yesus memanggil
murid-muridNya untuk mengikut Dia, bukan karna Dia mau jadi bos. Tapi Dia justru
menawarkan harapan dan satu visi besar bagi murid-murid. Dia dengan terang menyampaikan
kalau mengikut Dia bukanlah hal yang menyenangkan atau nyaman. Dia justru meminta
semua murid-Nya meninggalkan keluarga, kekayaan dan pekerjaan mereka dan berani menjalani hidup penuh penderitaan karna nama-Nya.
Baik Yesus dan
murid-murid-Nya punya visi yang sama. Itulah yang harusnya dimiliki seorang pemimpin.
Sementara seorang bos bisanya ya cuma memberikan perintah dan aturan yang nggak bisa dibantah.
3. Jangan mencuri kemuliaan Tuhan
Ada banyak mentor
atau pemimpin kelompok yang justru nggak lagi menempatkan posisi mereka sebagai
alatnya Tuhan. Mereka justru merasa udah lebih pintar dan lebih berkapasitas. Jadi
setiap ucapan yang mereka sampaikan ya disampaikan karena mengandalkan kemampuan
sendiri. Hal inilah yang bakal banyak membuat orang yang rindu dibimbing nggak betah lama-lama.
Yesus yang
adalah anak Allah sendiri sepanjang pelayanan-Nya nggak sekalipun berani mencuri
kemuliaan Bapa. Karena Dia tahu posisiNya dan sebagai manusia dan Allah seratus
persen, Dia menunjukkan sikap hormat-Nya kepada Bapanya. Dia selalu mengandalkan
Allah setiap kali melakukan pelayanan-Nya. Dia nggak pernah berhenti berdoa, bahkan di detik-detik sebelum kematian-Nya.
4. Jadilah pemimpin dengan visi besar atas orang-orang yang dipimpin
Saat melayani
banyak orang, Yesus sendiri justru semakin menunjukkan visinya ke semua orang. Dia
menyampaikan alasan kenapa Dia harus datang ke dunia ini (Lukas 4: 18-19). Dia juga
menuntaskan pelayanan-Nya dengan memberikan tongkat pelayanan ke semua murid-murid-Nya.
Dia mengutus kembali semua murid ini untuk memuridkan semua bangsa sebagai visi besar yang dikehendaki Bapa (Matius 28: 18-20).
Apakah kamu
adalah seorang pemimpin yang nggak punya mimpi atau visi? Apakah kamu nggak pernah
mentransfer visi itu kepada orang-orang yang kamu bimbing? Mungkin inilah penyebab pelayananmu mandet di tengah jalan.
5. Nggak perlu menggurui, tapi berdoalah bagi mereka
Yesus nggak
cuma menyampaikan kebenaran bahwa Dia adalah sang mesias yang dinanti-nantikan orang
Yahudi, tapi Dia juga berdoa secara khusus bagi para pengikutNya (Yohanes 17:
21). Nggak ada metode paling manjur untuk mengubah hidup seseorang selain mendoakannya
dan meminta Roh Kuduslah yang bekerja atas hidupnya. Berapa banyak doa-doa yang
kamu sudah panjatkan untuk orang-orang yang kamu pimpin? Apakah ceramahmu
justru lebih banyak daripada doa yang kamu panjatkan?
Belajarlah kembali
dari perjalanan pelayanan Yesus. Teladanilah kepemimpinan-Nya dan jadilah pemimpin
atau pembimbing yang banyak disukai orang. Bukan karena kepintaran atau kapasitasmu
tapi karna kuasa Tuhan yang ada didalammu.