Perbedaan bukan
sesuatu yang bisa dihindari dalam pernikahan. Ada banyak dari kita yang percaya
kalau mencari pasangan hidup ya harusnya yang punya kesamaan sama kita. Ya pasangan
harusnya sama-sama punya hobi yang sama, sama-sama punya visi yang sama, atau ya sama-sama punya karakter yang sama. Siapa bilang?
Pandangan-pandangan
keliru inilah yang harus kita perjelas dalam artikel ini. Siapa bilang kalau pasangan
yang punya banyak perbedaan itu nggak bisa akur? Faktor utamanya bukan seberapa
berbedanya suami istri (dalam beberapa aspek). Tapi yang penting adalah bagaimana
caranya kalian bisa menangani perbedaan itu. Ada banyak faktor yang mungkin bikin
suami beda dengan sang istri, misalnya dari segi karakter, cara pandang/pola
pikir, latar belakang keluarga dan kebiasaan. Tapi apakah perbedaan ini harus jadi
penyebab konflik? Alih-alih mempermasalahkannya, mendingan menerima dan merayakan
perbedaan yang ada. Karna, gimanapun berbeda itu adalah hal yang wajar dalam kehidupan.
Beda itu nggak cuma ada dalam pernikahan, tapi beda juga muncul di kehidupan sosial kita.
Apa yang harus
pasangan suami istri lakukan buat bisa menjadikan perbedaan itu sebagai hal yang wajar?
Pertama, bicarakan soal perbedaan ini secara terbuka.
Pilihlah
waktu dan tempat yang tepat untuk membahas hal itu. Hindari kata-kata kritikan kepada
pasangan. Sebaliknya, sampaikan dengan bahasa yang baik dan halus soal hal apa saja
yang terasa bertentangan denganmu. Coba usulkan solusi yang bisa kalian lakukan
untuk mengatasi perbedaan itu. Misalnya, suami suka sembrono saat memakai sebuah
barang. Istri bisa menyampaikan ketidaksukaannya soal karakter sang suami dengan
cara menyampaikannya secara langsung. Demikian sebaliknya kalau istri juga punya kebiasaan yang nggak sesuai dengan yang diharapkan suami.
Kedua, cari kesamaan bersama.
Walaupun
mungkin ada beberapa hal yang berbeda, tapi pasangan suami istri tentu juga punya
beberapa faktor kesamaan. Sebagaimana kamu menerima persamaan di antara kalian, begitu juga harusnya kamu menerima perbedaan di antara kalian.
Ketiga, kedepankan kerendahan hati dan rela berkorban
Salah satu
tujuan pernikahan adalah untuk melakukan kehendak Tuhan melalui keluarga. Untuk
mencapai tujuan ini, dibutuhkan kerendahan diri dan sikap rela berkorban dari suami
istri. Dalam artian, nggak cuma suami saja yang mengalah kepada istri, atau nggak
cuma istri saja yang mengalah. Melainkan, keduanya harus saling merendahkan diri
dan berkorban satu sama lain. Sikap inilah yang dibutuhkan untuk menyatukan perbedaan
yang ada di antara suami san istri.
Menerima kelemahan
atau kekurangan pasangan dan memberi tahu kelebihan masing-masing adalah cara terbaik
untuk menciptakan pernikahan yang langgeng dan bahagia.