Seorang wanita
bernama Erin mengungkapkan penyesalannya atas tindakan sang suami yang memutuskan
bunuh diri beberapa tahun silam. Katanya, “Suamiku bunuh diri tiga tahun, empat
bulan dan 14 hari yang lalu. Dia membutuhkanku dan aku tidak berada di sana,
aku terluka, aku menutupinya, aku memintanya untuk menjauh dan dia tidak sanggup menerimanya. Dia meninggal tepat disaat dia sangat membutuhkanku.”
“Dia sudah pergi
selamanya. Aku tidak akan pernah melihatny, kami tidak akan pernah berbicara lagi,
aku tidak akan pernah bisa mengatakan ‘maaf’, dia tidak akan pernah bisa memaafkanku, aku akan hidup dengan rasa bersalah selamanya.”
Dalam kasus
yang berbeda, seorang wanita asal China justru mencoba bunuh diri setelah
dirundung duka dan kesedihan yang mendalam karena ditinggal mati oleh suaminya.
Dia akhirnya nekad terjun dari lantai 28 sebuah gedung dengan alasan ingin
menyusul sang suami. Untungnya, tindakan wanita itu berhasil digagalkan setelah seseorang membujuknya untuk nekad terjun.
Kasus lain
yang nggak kalah banyak terjadi dan menimpa pasangan menikah lainnya adalah karena
percekcokan dalam rumah tangga. Persoalan rumah tangga yang berlarut-larut dan tak
kunjung selesai, bisa jadi membuat salah satu penyebab pasangan suami istri berniat untuk
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Alasan logis bagi mereka yang melakukannya adalah karena depresi dan putus asa.
Alangkah menyedihkannya
kalau tindakan ini harus menimpa seseorang yang kita cintai. Ya, inilah yang membuatmu
harus waspada dan mengerti betul apa yang harus dilakukan untuk menjaga pernikahanmu tetap aman dari tindakan tersebut.
1. Saling terbuka. Ini adalah satu-satunya solusi
bagi pasangan menikah untuk mengatasi persoalan rumah tangga yang berlarut-larut.
Biasanya hal yang rentan memicu konflik adalah masalah keuangan. Karena itu,
sangat penting bagi pasangan menikah untuk saling mendukung dan membantu. Percayalah,
segala sesuatunya pasti punya jalan keluar. Jadi jangan lekas putus asa dan kehilangan akal sehat.
2. Saling meminta maaf dan mengampuni. Suami istri
akan sangat rentan melakukan kesalahan terhadap pasangannya. Karena itu penting
sekali belajar untuk mau merendahkan diri dan meminta maaf kepada pasangan. Sebaliknya,
pasangan yang dilukai atau disakiti pun harus mampu belajar untuk mau mengampuni,
dalam catatan mengampuni yang dimaksud pun jika pasangan yang terbukti bersalah
telah bertobat dan berjanji untuk tak lagi mengulangi kesalahannya. Sebab ada
banyak kasus seperti yang di alami seorang Erin dalam kisah di awal artikel ini terjadi.
3. Bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Peran agama penting sekali dalam sebuah pernikahan.
Karena seseorang yang tidak kuat dalam pengenalan akan Tuhan, tentu saja akan sangat
mudah diombang-ambingkan oleh keadaan di sekitarnya. Untuk itulah, pasangan suami
istri harusnya sudah membangun fondasi iman sejak awal pernikahan. Supaya setiap
badai dan rintangan yang mungkin terjadi sepanjang pernikahan mampu dilalui dengan
satu keyakinan bahwa Tuhan akan tetap selalu ada untuk menolong dan memberi pengharapan.
Alasan sebenarnya
seseorang mencoba bunuh diri adalah akibat tekanan dan putus asa secara
emosional. Selain itu, kondisi kesehatan yang serius juga bisa menjadi dorongan
bagi seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Mereka yang gagal melakukan
percobaan bunuh diri juga akan cenderung melakukan hal yang sama di kemudian hari.
Mereka akan berhenti melakukannya kecuali mendapatkan bantuan profesional yang intens. Misalnya, konseling rohani untuk menyembuhkan luka-luka mendalam yang dialaminya.
Jika kamu
memang sedang menghadapi pasangan yang sedang bergumul dengan dirinya sendiri atau
masa lalunya, akan lebih baik baginya untuk mendapatkan konseling atau bimbingan
khusus. Dengan cara ini dia diharapkan secara perlahan-lahan bisa pulih dari tindakan percobaan bunuh diri yang membelitnya.
Bunuh diri menurut pandangan Kristen
Satu
kebenaran yang harus kita garis bawahi dari kasus bunuh diri yang dilakukan oleh
sebagian orang adalah bahwa mereka tidak harus mengakhiri hidup mereka dengan cara
seperti itu. Mereka bisa saja memilih cara yang berbeda. Tuhan mengingatkan dalam
beberapa ayat bahwa Dia sekalipun tak pernah meninggalkan kita atau menyia-nyiakan
rasa sakit yang kita alami dalam kehidupan ini. Sebaliknya, Dia bisa memakainya untuk menguatkan kita dan menolong orang lain.
Ketakutan, putus
asa, depresi, penyakit, rasa bersalah, kekecewaan, sakit hati, kehilangan,
kesedihan, kebanggaan, dendam dan dosa adalah beberapa hal yang menyebabkan seseorang
berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menyedihkan ini. Karena itu, sebelum
terlambat, mari membantu orang-orang yang sedang berjuang dalam kondisi ini untuk
kembali pulih dan mencegah tragedi mengerikan ini menyebabkan duka mendalam bagi
keluarga-keluarga yang salah satu anggotanya memilih cara demikian untuk mengakhiri hidupnya.
Kita bisa menawarkan
kebenaran dan harapan melalui Kristus bahwa Dia lah yang lebih besar daripada perjuangan
yang kita hadapi di kehidupan ini dan bahkan saat menghadapi kematian itu sendiri.
Sebagai ayat
penutup, mari merenungkan satu ayat ini dalam kehidupanmu.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10: 13)