Nggak peduli
sindiran atau ejekan orang lain soal tubuhnya yang dipenuhi tahi lalat, seorang
gadis Malaysia bernama Evita Patcey Edgar Del Mundo tetap percaya diri ikut dalam ajang kecantikan dunia Miss Universe Filipina.
Gadis berusia
20 tahun ini memang terlahir dengan kondisi langka yang disebut Giant Congentinal
Melanocytic Nevus dimana tumbuh bintik-bintik kecil berwarna kehitaman di atas permukaan kulit. Bintik-bintik inipun memenuhi hampir sekujur tubuh Evita.
Kondisi fisiknya
yang berbeda itulah yang sering kali dijadikan orang lain sebagai bahan olok-olokan.
Semasa sekolah dasar, dirinya mengaku selalu merasa kesepian karena dirinya dijauhi
semua orang. Nggak jarang pula dia mendapat bully-an dari teman-temannya dan mereka
menjulukinya sebagai monster atau chipsmore. Kenyataan pahit lainnya yang harus
dihadapinya semasa remaja bahwa tak seorang pria pun yang mau dekat dengannya. Bintik
hitam di wajahnya membuat Evita sempat benar-benar merasa minder dan kerap mengasingkan diri.
Tapi kehidupannya
mulai berubah sejak dia bergabung dalam sebuah komunitas rohani di gereja. Di
sana, cara pandang terhadap dirinya diubahkan dan mulai menyadari kalau kondisi
fisiknya adalah anugerah Tuhan dan tidak seharusnya jadi penghalang dalam menjalani hidupnya, apalagi merasa minder dan kecewa.
Gadis berdarah
campuran Filipina dan Malaysia ini bahkan sudah memastikan kalau bintik-bintik
di tubuhnya bukanlah sebuah penyakit menular. Sehingga orang-orang tak perlu merasa
khawatir dan takut jika bersentuhan dengannya. “Pertama, ini bukan penyakit.
Ini hanya tahi lalat normal. Aku sudah bertemu dengan spesialis kulit dan mereka mengatakan bahwa ini bukan penyakit kulit,” ucapnya.
Setelah menerima
dirinya apa adanya, Evita pun perlahan mendapat kepercayaan untuk memamerkan keunikannya
dan percaya diri memamerkan bakat bernyanyinya. Dia bahkan sangat percaya diri untuk
ikut dalam ajang kecantikan Miss Universe Filipina. Lewat ajang ini, Evita bermimpi
bisa menjadi seorang wanita yang bisa mendapat kesempatan untuk bisa mengampanyekan
perlawanan terhadap bully, sebagaimana yang dia alami di masa kecilnya.
Bahkan jika
belum lolos dalam ajang kecantikan ini, Evita berkomitmen tetap akan melakukan cara lain untuk mengampanyekan soal perlawanan terhadap bully ini.
Bahan Renungan
Ada banyak
di antara kita yang memang terlahir berbeda secara fisik. Ada yang lahir dengan
kelainan tertentu, ada pula yang cacat atau kehilangan salah satu dari bagian tubuhnya.
Sebagai orang-orang percaya, kita pasti tahu bahwa sifat dasar Allah adalah penuh
kasih dan tidak memandang rupa. Dia menjadikan seseorang sesuai dengan gambaran-Nya sendiri. Itu artinya, tidak ada orang yang buruk rupa di mata Tuhan.
Kebenaran inilah
yang mampu mengubahkan seorang Evita yang minder dan terasing menjadi pribadi yang
pulih dari gambar dirinya yang rusak oleh penilaian orang lain. Satu-satunya hal
yang harus terus kita perkatakan kepada diri kita adalah bahwa ‘kita ini berharga
di mata Tuhan. Karena itulah Dia rela mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan
kita’. Jadi, jangan pernah berpikiran bahwa hidup kita ditentukan oleh fisik. Sebaliknya, kita hidup karena memang kita berharga.
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang
tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat
Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16: 7)
Dan bagi kamu
yang masih suka memperlakukan orang-orang yang berbeda darimu dengan
semena-mena, perlu kamu ingat bahwa saat kamu mengolok orang lain itu artinya kamu
pun sedang menperolok karya Tuhan yang berharga. Melalui kisah Evita, mari kembali
memeriksa diri dan mulai memandang kalau orang lain seperti apapun fisiknya adalah
orang-orang yang perlu dihargai dan dihormati.