Tertanggal sejak Kamis (13/7), umat Kristen Mesir tunda kembali perjalanan ziarah, liburan dan kegiatan
komunitas selama tiga minggu ke depan. Hal ini dilakukan setelah dinas keamanan Mesir memperingatkan akan adanya ancaman serangan dari kelompok teroris ISIS.
“Kami
berbicara soal koferensi dan perjalanan untuk acara keagamaan, selama tiga minggu,
karena kami mendapat informasi melalui kerjasama dengan agen-agen yang
bertanggung jawab mendeteksi ancaman serangan,” ucap Pendeta Andrea Zaki, Kepada Gereja Injili Mesir.
Untuk mencegah
terjadinya ancaman tersebut, pihak keamanan Mesir pun telah mengkonfirmasi rencana
pengamanan wilayah yang kemungkinan jadi target serangan, salah satunya adalah kota
Assiut, yang merupakan wilayah terbesar bermukimnya Kristen Mesir. Pengamanan itu
rencananya akan didukung oleh tentara yang dilengkapi dengan fasilitas sejenis kendaraan
lapis baja dan penembak jitu di sekitar lokasi kegiatan keagamaan.
Terkait aksi
kelompok ISIS ini, umat Kristen Mesir wajar jika masih dihantui rasa takut. Pasalnya,
sejak Desember 2016 saja serangan bom bunuh diri dan serangan penembakan terus berlanjut
hingga saat ini. Satu-satunya yang mereka targetkan adalah Kristen Mesir. Karena
itu, tak tertutup kemungkinan jika ke depan kelompok jahidis ini akan kembali
melakukan serangan.