Mengasihani Diri, Apakah Kita Perlu Melakukannya?
Kalangan Sendiri

Mengasihani Diri, Apakah Kita Perlu Melakukannya?

Lori Official Writer
      7526

Yeremia 29: 11

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu12[/kitab]; [kitab]Matiu12[/kitab]; [kitab]IIRaj9-10[/kitab]

Mudah sekali bagi kita untuk mengasihani diri sendiri, dimana biasanya kita akan memilih makan coklat, membaca, menangis atau mengerang sembari berkata “Celakalah aku!”

Aku juga mengalaminya saat kami mengadakan reunian SMA dengan teman-teman dan kembali mengenang kampung halaman di mana aku dibesarkan. Aku pun mulai merasa kedinginan, begadang dan batuk-batuk sepanjang malam. Senin pukul 2 subuh, baru tiba. Aku pun merasa tidak maksimal sepanjang hari itu karena kurang tidur. Hari Selasa berikutnya, aku harus mengajari kelompok studi Alkitab. Dalam perjalanan pulang aku singgah untuk membeli sejumlah belanjaan di kulkas. Lalu aku mencoba tidur siang sebentar sebelum kami pergi ke komsel mingguan kami.

Di lanjutkan kembali pada Rabu pagi aku terlambat bangun. Karena aku pikir itu adalah hari libur. Di kantor, akupun tersandung meja kopi dan membuatku terjungkal dan melukai jemariku. Sementara aku harus mengompres bagian tanganku yang sakit dengan es batu selama 20 menit dan aku harus mengerjakan hal-hal lain dengan satu tangan. Tubuhku mulai komplain dan mengerang, “Aduh, aku masih sangat lelah!”

Apakah benar kalau inilah waktunya untuk mengasihani diri? Dalam Filipi 2: 14 dikatakan, “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan..” Aku pun merenungkan hal ini dan mencoba menjalani hariku dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu memegang kendali atas hidupku (baca Amsal 20: 24).

Kita tidak tahu pasti alasan Tuhan dan kita juga tidak bisa melihat rencana-Nya. Kita tahu Dia mengasihi kita dan bekerja untuk kebaikan kita (baca Yeremia 29: 11) Aku memang nggak mengerti rencana Tuhan bahkan saat aku sedang flu, badan lelah dan pegal ditambah lagi jari tanganku yang cidera. Aku sama sekali tak mengerti.

Seorang teman dan pendeta menyarankanku untuk meresponi rencana-rencana kita yang tidak sesuai dengan keinginan kita dengan pertanyaan ini. “Apa selanjutnya?” Waktu kita bertanya kepada Tuhan, “Kenapa harus aku?” Kita menunjukkan kalau kita lebih tahu apa yang terbaik bagi kita dari Tuhan. Pada waktunya, Tuhan mungkin akan menunjukkan kepada kita alasan kenapa kita harus melewati situasi tertentu. Tapi untuk saat ini, yang perlu kita ketahui adalah apa hal berikutnya yang harus kita lakukan.

Mungkin hari ini, aku masih duduk dengan melakukan terapi es di tanganku setiap 20 menit sekali sepanjang hari. Tapi aku lebih memilih untuk bertanya kepada Tuhan, “Apa yang akan terjadi berikutnya?”

Kita mungkin sangat mudah mengasihani diri. Karena itulah kita perlu keberanian, kesabaran dan kedewasaan untuk mendengarkan dan mengikuti arahan Tuhan.


Jangan tanyakan kenapa masalah selalu menimpa hidupmu, tapi tanyakan apa yang Tuhan akan lakukan melalui masalah itu

Ikuti Kami