Setelah memilih
diam dalam waktu yang cukup lama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba muncul
membawa pesan hangat dan mendamaikan situasi bangsa yang memanas menyusul kemelut
Pilkada dan vonis hukuman yang dijatuhkan terhadap Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Presiden Jokowi
bahkan tidak tampil sendirian. Jokowi mengambil kesempatan untuk duduk bersama dengan
tokoh-tokoh lintas agama Indonesia, diantaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Maruf Amin, Sekjen Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Helmi Faishal Zaini,
Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Siful Bahri, Ketua Konferensi Wali Gereja
Ignatius Suryo Hardjoatmodjo, Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Henriette
T. H Lebang, perwakilan Umat Budha Indonesia Hartati Murdaya, Ketua Umum Parisada
hindu Dharma Indonesia Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia
Uung Sendana L Linggarjati. Dalam
pertemuan yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (16/5) kemarin,
mereka bersama-sama membahas komitmen setiap tokoh agama untuk mengembalikan persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan yang ada di tanah air.
Dari berita
yang berhasil dihimpun Jawaban.com, pertemuan presiden dengan tokoh-tokoh agama ini pun menghasilkan beberapa pesan penting:
Pertama, Presiden Jokowi memerintahkan
Kapolri dan Panglima TNI untuk menindak tegas segala bentuk ucapan dan tindakan
yang menganggu persatuan bangsa dan persaudaraan. Pernyataan ini disampaikan menyusul
fragmentasi sosial yang muncul belakangan ini dan kian membahayakan keutuhan bangsa
dan negara, diantaranya maraknya kekerasan atas nama agama dan intoleransi baik secara nyata maupun di dunia maya.
Kedua, Jokowi bersama tokoh agama akan bekerja
sama untuk menciptakan kembali kebersamaan dan ketenangan di kalangan akar
rumput. Hal ini dibuktikan dengan komitmen PBNU untuk setia mengawal Pancasila dan
UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Sementara pihak MUI
sendiri menyampaikan komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa serta upaya penguatan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Ketiga, ormas keagamaan seperti Ketua Majelis
Hukum dan HAM PP Muhammadiyah mendukung sikap tegas Jokowi dalam penegakan
hukum. Penegakan hukum ini juga diharapkan bisa sesuai dengan koridor hukum. Nahdatul Ulama (NU) juga menyampaikan dukungan serupa.
Keempat, pemerintah dan tokoh lintas agama
juga berpendapat untuk memanfaatkan momentum hari nasional untuk kembali memupuk persaudaraan dan kebersamaan.
Pertemuan Presiden Jokowi dan tokoh lintas agama ini dinilai menjadi titik awal untuk mendinginkan kecamuk politik yang belakangan ini muncul. Untuk mengetahui isi pidato selengkapnya bisa klik DI SINI.
Sumber : Berbagai Sumber