Dalam sebuah
perjalanan pernikahan, setiap pasangan tentu saja akan melewati banyak proses dinamika
hidup, termasuk dinamika dalam hubungan dan kehidupan rohani yang mempengaruhi satu
sama lain. Lalu apakah kamu pernah bertanya apa pentingnya perayaan keagamaan seperti Natal atau Paskah bagi kehidupan rumah tangga?
Seperti halnya
saat kita merayakan momen Natal, tentunya kita akan melibatkan seluruh keluarga
dalam perayaan ini dan menikmati kembali sukacita Natal bersama-sama. Demikian juga
halnya dengan perayaan skral keagamaan lainnya seperti yang akan kita rayakan dalam
waktu dekat ini: Paskah. Banyak dari kita pasti akan berkumpul bersama keluarga
dan teman-teman untuk merenungkan atau bersyukur kembali atas pengorbanan Yesus
di kayu salib dan merayakan bersama sukacita kemenangan di Minggu paginya. Tentunya
akan selalu ada sesuatu yang baru untuk dipetik dari perayaan Paskah, terutama soal cara kita mengasihi orang lain.
Yuk mulai
mengupas apa saja sih pelajaran yang kita bisa dapatkan bagi kehidupan pernikahan melalui perayaan Paskah ini?
1. Paskah bicara soal pengorbanan dan kemurahan hati
Di masa
penyaliban Yesus, kita melihat bagaimana Yesus telah berkorban nyata demi kasih-Nya
yang tak terbatas kepada kita. Hal inilah yang harusnya kita teladani untuk
kita terapkan dalam kehidupan pernikahan. Bagaimana kita mau berbagi tanpa
pamrih kepada suami atau istri itu adalah satu-satunya cara terbaik untuk memperkokoh
pernikahan. Saat salah satu pasangan mulai ‘bermurah hati’ kepada pasangannya, percayalah
karakter itu akan menular dan jangan kaget kalau pasangan lainnya pasti akan mulai melakukan hal yang sama.
Kemurahan hati
yang membutuhkan pengorbanan adalah tindakan terbesar dari sebuah cinta. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15: 13)
2. Paskah bicara soal pentingnya hubungan
Salah satu
alasan Yesus mau berkorban di kayu salib adalah karena Dia benar-benar menganggap
kita sebagai mempelai wanita-Nya. Yesus datang untuk memiliki kita sebagai mempelai-Nya
untuk selama-lamanya. Kematian-Nya bukan hanya bicara soal membuka jalan bagi
kita untuk mendapatkan tempat kekal di surga, tetapi Dia juga membuat kita bisa menjadi sangat dekat dengan Tuhan bahkan saat kita masih berada di bumi ini.
Melalui
Yesus kita belajar soal kasih yang radikal. Dia membalikkan ‘hukum agama’ dan mengubahnya
dengan perspektif yang berbeda. Kita melihat bagaimana Dia menempatkan nilai
yang lebih tinggi pada manusia dan hubungan daripada pada aturan atau hukum yang tertulis saja.
Hampir semua
pasangan menikah pasti punya banyak kesepakatan atau aturan tidak tertulis. Kita
bisa menyebutkan sebagai target, kesepakatan atau tradisi. Dan masalah akan
mulai muncul saat kita menempatkan aturan-aturan ini jauh lebih tinggi dari hubungan kita sendiri.
Untuk memiliki
pernikahan yang bahagia, kita harusnya rela menyingkirkan keegoisan diri kita demi
kepentingan hubungan. Fokuslah pada apa yang benar, bukan apa yang menurut kita benar saja.
3. Paskah bicara soal harapan dan janji di masa yang akan datang
Saat penangkapan
dan penyaliban Yesus, semua murid-murid yang mengikut Dia kemudian terombang-ambing.
Mereka tak tahu harus berbuat apa, meskipun pada awalnya Yesus sudah mendelegasikan
kepada mereka soal hal-hal apa yang harus mereka lakukan nanti saat Dia taklagi
bersama-sama dengan mereka. Saat itulah murid-murid merasa putus asa dan kehilangan
arah. Tapi kebangkitan Yesus menjadi momen terindah bagi mereka karena saat itu
mereka seperti kembali menemukan harapan itu dan benar saja, Yesus memang datang untuk memberkati mereka dengan harapan dan masa depan yang gemilang.
Hal ini tak
berbeda dengan apa yang kita alami dalam pernikahan saat dirundung masalah atau
konflik. Saat kamu menikah, kamu akan memilih untuk menjadi satu dengan pasanganmu.
Dalam artian, kalian sudah berkomitmen untuk hidup bersama. Taka da bedanya dengan komitmen murid-murid Yesus yang berkata akan mengikut Dia sampai akhir hayat.
Tapi cepat
atau lambat, kebahagiaan saat baru menikah akan sedikit-sedikit mulai memudar. Tantangan
hidup terus datang silih berganti. Kehilangan pekerjaan. Anak sakit. Keuangan tak
menentu dan banyak masalah rumah tangga lainnya yang membuat kita putus asa dan hilang harapan.
Tapi kebangkitan Yesus mengakhiri semua keputusasaan dan persoalan hidup kita. Tuhan menggunakan kesulitan
dalam pernikahan untuk menciptakan sesuatu yang lebih indah dan abadi daripada
yang kita bayangkan.
Saat kalian
akan merayakan Paskah bersama keluarga tahun ini, luangkanlah waktu untuk merenungkan
kembali makna pernikahan. Biarkan kebenaran Paskah memberikan nafas baru dalam hubungan
pernikahan kalian.