Perdana Menteri
Inggris Theresa May menyampaikan pernyataan langsung atas serangan brutal yang terjadi
di kawasan parlemen Inggris, Westminster. Dia mengungkapkan bahwa pelaku serangan adalah kelahiran Inggris dan pernah diselidiki oleh agen intelijen MI5.
“Yang bisa
saya konfirmasi adalah pelaku kelahiran Inggris dan beberapa tahun yang lalu
dia pernah diselidiki oleh MI5 dalam kaitannya atas kasus kekerasan ekstrimisme,” jelas May.
May juga menyampaikan
bahwa pelaku tampaknya mengalami gangguan saraf yang kemungkinan tidak merencanakan
aksinya. Pernyataan ini berbanding terbalik dengan pernyataan dari kantor berita Amaq, bahwa pelaku merupakan anggota kelompok ISIS.
Kronologi
penyerangan terjadi saat pelaku mengendarai sebuah mobil hitam dan melaju di jembatan
Westminster dan mulai menabraki pejalan di sepanjang jalan tersebut. Pelaku lalu
melaju kembali menuju gerbang gedung parlemen dan menikam seorang polisi bersenjata sebelum akhirnya tewas ditembak.
Berdasarkan
informasi terkini, pelaku dikenal bernama Khalid Masood (52) asal West
Midlands, Inggris Tengah. Dia juga memiliki beberapa nama samaran, salah satu
diantaranya Adrian Elms dan beberapa kali sudah terjerat kasus pelanggaran hukum,
mulai dari penyerangan, melukai orang lain, kepemilikan senjata dan pelanggaran
ketertiban publik. Menariknya, Masood ternyata dikenal seorang Muslim yang
menjadi mualaf saat mendekap di penjara. Dia disebut didoktrinasi oleh rekan satu sel dalam penjara.
Dilihat dari
pola serangan, peristiwa brutal ini mirip sekali dengan serangan yang terjadi di
Brussels pada Maret 2016 lalu dan juga di Berlin pada Desember 2016 serta serangan
di Nice bulan Juli 2016 silam. Terkait serangan
ini, kawasan Westminster untuk sementara ditutup hingga Kamis pagi dan tampaknya sudah mulai beroperasi kembali di hari berikutnya.
Kekacauan yang melanda jantung kota London ini juga mendapat simpati dari Ratu Elizabeth. Dalam sebuah pernyataan dia menyampaikan bahwa ‘seluruh pikiran, doa dan simpati yang paling dalam disampaikan bagi orang-orang yang menjadi korban dari serangan mengerikan itu’.
Sumber : Berbagai Sumber