Sudah dua
tahun berlalu, sejak pengungsi Kristen melarikan diri dari kampung halamannya di
kota bersejarah Niniwe karena ancaman serangan kelompok teroris ISIS pada tahun
2014 silam. Saat ini, mereka hanya bisa berdoa terwujudnya perdamaian dan kerinduan mereka untuk kembali pulang, khususnya saat perayaan Paskah tahun ini.
Seperti
keluarga Jamil dan Aniseh Marqus yang sudah menghabiskan dua kali perayaan
Paskah jauh dari rumah mereka di Batma, Provinsi Ninawa, Irak. Tapi mereka mengaku
beruntung bisa melarikan diri dari kekejaman kelompok ISIS dua tahun lalu.
Meskipun nasib mereka dan para pengungsi yang hanya tinggal di ruang sederhana di kota Alqosh tidak begitu beruntung.
“Mereka melemparkan
bom ke gereja di sekitar tempat tinggal kami dan menghancurkan semuanya yang
ada di sana. Rumahku yang dekat dengan ledakan itu hancur juga. Aku berharap bisa kembali ke rumah, tapi aku tak lagi punya rumah sama sekali,” ucap Marqus.
Jika permintaan
mereka untuk pulang ke kampung halaman tidak terjadi, Paskah tahun ini akan mereka rayakan bersama dengan pengungsi orang Kristen lainnya di Alqosh.
Berbeda dengan
keluarga Marqus, Hind Jijji, seorang pengungsi yang baru kembali ke kota
Qaraqosh, Irak, setelah dibebaskan oleh kelompok ISIS, mengatakan dirinya tak ingin
tinggal lagi di negaranya itu. Dia tidak ingin hidup di bawah kekuasaan kelompok
Muslim. Selain Jijji, banyak orang Kristen Irak yang tak lagi berpikir untuk
kembali ke kampung halamannya karena merasa hidup mereka tak akan lagi sama meskipun
kelompok ISIS sudah pergi. Mereka berpikir akan sulit untuk kembali membangun komunitas
Kristen di Irak karena ada begitu banyak orang percaya yang tak ingin lagi kembali.
Seperti kita
tahu, kekacauan yang terjadi di Niniwe mulai meletus saat kelompok ISIS melancarkan
serangan ke kota Batma dan Talsqof pada pertengahan tahun 2014. Lebih dari 500 orang
Kristen melarikan diri dan mencari perlindungan di Alqosh. Sampai saat ini, beberapa
pengungsi mencoba pulang, tetapi ada juga yang memilih untuk meninggalkan negaranya
dan mengungsi ke tempat lain seperti ke wilayah Kurdi.