Secara mengejutkan pendiri Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan
dalam laman Facebook terbarunya ‘Mark’s Year of Travel’ soal perjalanannya bertemu
dengan para pemuka agama untuk belajar banyak dari mereka. Zuckerberg mengaku jika
hal ini adalah bagian dari resolusi yang akan dikerjakan tahun ini yaitu akan berkunjung dan bertemu lebih banyak orang di berbagai negara.
Seperti yang baru terjadi belum lama ini, dia bertemu dengan
seorang pendeta di sebuah kedai kopi di Waco, Texas. Mereka lalu berbicara begitu
alot soal tren agama saat ini. Miliarder
32 tahun ini ingin tahu bagaimana gereja bisa membentuk sebuah komunitas. Aaron
Zimmerman, pendeta Episkopal itu menjelaskan kepada Zuckerberg bahwa ada
komunitas besar yang berkumpul bersama-sama untuk menyembah dan membawa
orang-orang kepada Tuhan. Sementara komunitas yang lebih kecil membangun hubungan yang baik satu sama lain.
Zimmerman menilai pendiri Facebook ini tampaknya sedang
berencana untuk melakukan hal yang baik. Dan dia tampaknya ingin menunjukkan
kerendahan hatinya. “Saya terkesan dengan seseorang yang bisa masuk ke ruangan seperti
dia memiliki tempat itu. Bukan dia. Dia mengenakan khas hoodie dan celana jeans nya,” ucap Zimmerman.
Selain bertemu pendeta, Zuckerberg juga bertemu dengan orang-orang rohaniawan, pihak sekolah dan pengusaha di kota West, Texas. “Saya pikir dia akan memberikan pidato untuk mempromosikan amal atau inovasi teknologi. Dia ingin mendengar dari kami,” ucap John Crowder, pendeta sdari Gereja First Baptist, West.
Dalam sesi pertemuan itu, Zuckerberg banyak bertanya soal bagaiamana gereja-gereja bisa membantu kota bangkit kembali setelah ledakan pabrik pupuk tahun 2013 silam. “Kami menyampaikan bahwa setelah ledakan, orang-orang di kota secara otomatis langsung ke gereja untuk meminta bantuan. Mereka tahu itu adalah tempat bagi mereka dan itulah peranan gereja. Setidaknya di sebuah kota kecil,” terang Crowder.
Crowder juga mengatakan kalau Mark Zuckerberg juga bertanya
soal fokus gereja. Kendati terdengar cukup pribadi, tapi Crowder mengatakan pertanyaan
itu bisa jadi renungan kembali bagi gereja-gereja untuk kembali memikirkan soal perannya dari waktu ke waktu.
Perjalanan Zuckerberg selama beberapa hari di Texas juga dipublikasikan
di laman Facebooknya. “Setiap tahun, saya mengambil tantangan pribadi untuk
belajar hal-hal baru dan tumbuh di luar pekerjaan saya. Harapan saya untuk
tantangan ini adalah untuk keluar dan berbicara dengan banyak orang tentang bagaimana
mereka hidup, bekerja dan beprikir tentang masa depan,” tulisnya dalam laman Facebook Mark’s Year of Travel.
Sekembali dari perjalanan itu, dia juga membagikan apa
yang dia dapatkan di sana. “Kita mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda,
tapi kita semua ingin menemukan tujuan dan keaslian dalam suatu hal yang lebih
besar dari diri kita sendiri. Terima kasih kepada semua orang yang telah berbagi
cerita kepada saya selama beberapa hari terakhir. Saya akan ingat pengalaman ini
di masa-masa mendatang,” ucapnya.
Kendati pendiri Facebook ini belum menyatakan dirinya sebagai
Kristen, tapi kita patut meneladani langkah positif yang dia lakukan. Berdiskusi
secara terbuka dengan para pemimpin agama dan belajar hal-hal yang belum dia ketahui
merupakan bentuk kerendahan hati. Memposisikan diri sebagai pribadi yang terbatas
dan mencoba untuk belajar dan menghargai apapun dalam hidup.