Tentu saja kita
semua tahu kecamuk perang yang terjadi di Mesir yang meliputi kekerasan antar agama.
Perdamaian bahkan seakan sesuatu yang langka ditemukan di Negeri Piramida itu. Tapi
meski situasinya tampak sangat menegangkan, tetap saja ada secercah harapan akan perdamaian yang ditemukan di sana.
Secercah perdamaian
itu tetap ada berkat pengabdian seorang kakek bernama Iyad Shaker Hana yang
tinggal di kota Minya, Mesir. Selama lebih dari 50 tahun, Iyad menjadi pengajar
bagi anak-anak Mesir. Pria Kristen Koptik berusia 85 tahun ini, mengajar Matematika
dan bahasa Arab. Nggak cuma itu, dia ternyata mengajar anak-anak Muslim cara membaca Alquran loh!
Apa jadinya
ketika Iyab yang adalah orang Kristen mengajarkan anak-anak Muslim membaca Alquran?
Ternyata hal ini memang sudah dilakukannya selama 50 tahun belakangan ini. Dan yang paling mengejutkannya, tak ada
satupun dari orangtua murid dan para guru yang mempersoalkan perbedaan agama yang dia anut.
“Aku telah
mengajar lebih dari 50 tahun. Murid-muridku sudah pada dewasa, menikah dan
membawa anak-anak mereka ke sini untuk belajar denganku. Waktu aku mulai
pertama kali mengajar, ada 20 hingga 30 murid Muslim dan sekitar 5 atau 6 anak Kristen. Mereka belajar di sini, Dan sekarang, lebih dari 120 keluarga semua belajar di sini,” ucap Iyab.
Untuk diketahui juga, selama mengajar Iyab sama sekali tidak memaksa bayaran dari
orangtua murid. Para orangtua hanya perlu mengeluarkan uang 10 pound sterling
Mesir per bulan. Bagi mereka yang tidak mampu membayar, Iyad membebaskan uang
bayaran itu. “Aku lebih senang dibayar 10 pound dengan cinta dibanding ratusan pound tapi penuh kebencian dan kesedihan,” ucapnya.
Ahmed Mahmoud
Osman, kepala desa setempat mengakui bahwa pria ini memang mengajar dengan suka
rela. “Dia siap mengajar dan menanamkan prinsip-prinsip mulia dan membesarkan anak-anak ini dengan baik,” ucapnya.
Iyad memang
sudah gemar mengajar sejak lama. Bakat ini diturunkan dari ayahnya yang juga
seorang pengajar di gereja Ortodoks. Setelah lulus SMA, Iyad mulai belajar
bahasa Inggris. Tekadnya untuk mengajar di sebuah sekolah harus kandas karena lokasi sekolah yang terlalu jauh dari rumahnya.
Setelah
ayahnya jatuh sakit dan tak lagi mampu mengajar, dia mendorong Iyad untuk memberi
diri mengajar orang lain. Sejak itulah dia bertekad mendirikan sebuah kelas kecil di gereja yang diberi nama ‘kottab’.
Kelas belajar
ini dimulai sejak tahun 1948, saat seorang anak datang kepadanya dan minta
diajarkan cara membaca Alquran. Berkat pengetahuannya soal Alquran, ia pun mengajarkan
anak-anak Muslim cara membaca, melagukannya dan memastikan mereka mengeja setiap kata dengan benar.
“Aku
melakukan hal yang sama bagi pemeluk Kristen ketika belajar gospel dan ayat di
Alkitab,” terangnya.
Iyad Shaker
Hana adalah sosok yang sangat berjasa membantu anak-anak Mesir (baik Kristen maupun
Muslim) dalam hal pendidikan. Dia juga menciptakan sebuah kehidupan yang penuh
dengan rasa toleransi antarumat beragama. Kepercayaan yang didapat Iyab dari orangtua
dan orang sekitar yang berbeda agama dengannya tentu saja sesuatu yang sangat mahal
harganya. Dia membuktikan bahwa dia mengajar dengan profesional, tanpa mencampuradukkan
keyakinan yang dia anut saat mengajarkan Alquran kepada anak-anak Muslim.