Para pemuka agama Yahudi di Israel
melarang pemasangan pohon Natal. Mereka menganggap pohon Natal yang di negara
Barat menjadi simbol kemeriahan hari
raya itu merupakan ancaman bagi agama Yahudi. Bahkan seorang rabbi menyebut pohon Natal sebagai simbol berhala lewat akun Facebooknya.
Rabbi Elad Dokow meminta para
mahasiswa tak memasuki aula bahkan untuk keperluan membeli makanan. Berbagai
jenis larangan ini merefleksikan berlanjutnya ketegangan terkait pluralisme
agama antara kelompok garis keras dan Yahudi sekular. "Ini bukan masalah
kebebasan memeluk agama. Israel adalah satu-satunya negara Yahudi di dunia," kata Dokow.
Hal itu dibenarkan oleh seorang mahasiswa fakultas teknik Rabea Mahajni (24) yang mengatakan bahwa keputusan ini memang memunculkan perbedaan pendapat di antara mahasiswa dan staf universitas beragama Yahudi. Mayoritas mahasiwa dan staf universitas beragama Yahudi menentang adanya pohon Natal di aula kampus.
"Salah seorang
profesor lewat akun Facebooknya mengatakan, pohon Natal itu membuatnya tak
nyaman. Dia menambahkan, mereka yang ingin pohon Natal sebaiknya memasangnya di
rumah atau pergi ke Eropa," tambah Rabea kepada Al Jazeera.
Seperti diketahui, sekitar 25 persen dari seluruh penduduk Israel tidak memeluk agama Yahudi. Masalah soal pohon Natal dan perayaan tahunan keagamaan lain selalu muncul dan menyulut debat pluralisme selama beberapa bulan terakhir.