“Kenapa ada lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang hadir di gereja?” Ini adalah pertanyaan yang seringkali dilontarkan
dilingkungan gereja, terutama kaum perempuan. Belum lama ini sebuah penelitian harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut secara objektif.
Penyusutan jumlah
laki-laki yang menghadiri ibadah gereja secara tak sadar telah menimbulkan keresahan
bagi kaum perempuan lajang. Namun sebuah penelitian yang dilakukan oleh YouGov yang
dipimpin oleh David Pullinger, seorang pria lajang Kristen menunjukkan bahwa jumlah
perempuan ternyata memang setengah lebih banyak dibanding jumlah laki-laki yang
setidaknya menghadiri ibadah gereja sebulan sekali. Hasil penelitian ini menunjukkan rasio gender dalam gereja yang begitu timpang memang!
Jadi, untuk
beberapa alasan, perempuan lajang jauh lebih tertarik pergi ke gereja dibandingkan
laki-laki. Kenapa begitu? Penelitian sebelumnya menemukan bahwa hal
ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan lajang Kristen, diantaranya adalah:
1. Laki-laki lebih tertarik menghadiri gereja tradisional
Meskipun secara
keseluruhan data statistik menunjukkan bahwa ada lebih banyak perempuan lajang daripada
laki-laki lajang yang rajin ke gereja, hal itu ternyata tidak terjadi secara
menyeluruh di semua gereja. Di beberapa daerah, misalnya, ditemukan fakta yang
menarik bahwa laki-laki ternyata lebih cenderung menghadiri jenis gereja tradisional
dibanding perempuan yang sebagian besar lebih menyukai gereja-gereja yang sudah modern.
Inilah informasi
lain yang perlu diketahui dari fenomena kealpaan banyak laki-laki Kristen di gereja-gereja jaman ini.
2. Laki-laki Kristen cenderung anti sosial
Selain itu,
laki-laki Kristen juga diketahui memiliki cara berbeda dalam menjalani masa-masa
lajang mereka. Secara umum, laki-laki lajang kurang menikmati adanya interaksi sosial. Mereka cenderung mengingini interaksi sosial yang jauh lebih sedikit.
3. Laki-laki sulit menghadapi masa lajang
Hal lain yang
perlu diketahui dari laki-laki Kristen adalah sulitnya mereka dalam melewati masa
lajang sendiri tanpa pasangan. Mereka akan cenderung mengikuti dorongan keinginan
sendiri saat masih sendiri. Sementara jika mereka sudah memiliki pasangan atau sudah menikah, mereka akan cenderung mengikuti pasangannya.
Karena itu
pula, kita tak perlu heran jika tingkat kerohanian cowok lajang memang jauh
lebih rendah dibanding perempuan yang cenderung justru menikmati hidup di masa-masa mereka masih sendiri dan belum terikat hubungan.
4. Laki-laki Kristen mencari gereja yang sesuai dengan kepribadiannya
Gereja yang
fokus dalam keluarga akan menjadi gereja yang begitu sulit dimasuki oleh anak muda, khususnya para cowok. Bahkan, ketika gereja tidak menaruh perhatian kepada anak muda, bisa
dipastikan laki-laki lajang akan malas ke gereja tersebut.
Apakah penjelasan
di atas sudah menjawab pertanyaan besar di atas? Jika kita sudah menyadari hal
ini, maka saatnya gereja bisa bertindak dan bergerak menjangkau kembali kaum
laki-laki muda gereja dan memberi mereka perhatian khusus di tengah-tengah pelayanan.
Sebab bagaimana pun, laki-laki berperan besar dalam sebuah gereja.