Acara besar ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan bagi para warga Kristen di Myanmar. Festival Injil kali ini merupakan hal yang bersejarah bagi bangsa yang berada di kawasan di Asia Tenggara tersebut. Ratusan gereja bersama-sama bergandengan tangan mempersiapkan event Kristen ini.
"Ada sekitar 500 gereja di Yangon dan untuk festival ini ada 440 gereja yang berpartisipasi," ujar Pastor Patrick Loone dari Dewan Gereja di Myanmar. "Bagian yang paling menantang adalah kami datang dari berbagai denominasi dengan cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu, dan sungguh sulit bernegosiasi. Tetapi karena kasih karunia dan kekuatan dari Tuhan, kami akhirnya mengerti satu sama lain. Kami mengesampingkan perbedaan-perbedaan. Kami bersatu dan kami hanya akan fokus pada pelayanan Allah."
Berbicara dari Yangon, Franklin Graham mengatakan bahwa dirinya melihat banyak perubahan yang terjadi sejak ia pertama kali mengunjungi negara itu pada tahun 1980-an. Lima tahun yang lalu, ketika pemerintah militer dibubarkan, lembaga-lembaga sektor politik, hukum dan ekonomi membuat reformasi besar-besaran, dan itu membuka Myanmar yang berefek kepada membaiknya hubungan dengan dunia internasional.
"Ini adalah waktu Tuhan," ujar ketua eksekutif festival, Rev. Dr. Saw Mar Gay Gyi, sebagaimana dilansir Billy Graham Evangelistic Association. "Ini adalah berkat dari Allah, ini adalah waktu tuaian."
Sumber : www1.cbn.com