Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) baru-baru
ini mengeluarkan sebuah dokumen berisi laporan mengenai nasib umat Kristen di
Timur Tengah. Dalam laporan itu disebutkan bahwa setidaknya sebanyak 1.131 orang Kristen dibunuh oleh gerombolan teroris ISIS.
Jumlah tersebut disebut dapat dipertanggungjawabkan
karena memuat nama dan lokasi kematian yang terdaftar dan tercatat, mulai dari
tahun 2003 hingga 9 Juni 2014. Laporan berjudul “Genocide Against Christians in
the Middle East,” (Pemusnahan Terhadap Kristen di Timur Tengah) itu juga
mengatakan bahwa dalam tahun 2015 sampai 2016, ada banyak orang Kristen yang telah dibunuh, namun rinciannya belum dicatat.
Dokumen itu sendiri disusun oleh lembaga nirlaba In
Defense of Christians dan Knights of Columbus yang telah diserahkan ke
Sekretaris Negara, John Kerry, Maret lalu. Laporan ini memberikan penjelasan
tentang kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Kristen, seperti
penculikan, perbudakan, penjara, penyiksaan, kekerasan seksual dan lain-lain.
Salah satu bab khusus memuat mengenai "daftar harga" Kristen dan Yazidi untuk budak seks, yang disebut sebagai "rampasan perang."
Pegawai resmi dari PBB, Zainab Bangura telah memberikan
konfirmasi keaslian dokumen tersebut, bahkan menambahkan bahwa gadis berumur
satu tahun "dijajakan seperti barel minyak" di Irak dan Suriah. Laporan
ini selanjutnya memberikan daftar gereja yang diserang atau dihancurkan oleh
ISIS. Di antaranya adalah Saint George dan Gereja Armenia, hingga di Mosul.
Laporan ini menunjukkan bagaimana ISIS telah melakukan genosida terhadap umat Kristen Timur Tengah, menekankan bahwa genosida adalah kejahatan di bawah hukum internasional. Pada Juni lalu, PBB telah mengakui dan mengutuk genosida ISIS terhadap Yazidi di Irak dan Suriah, mengatakan kelompok teror bermaksud untuk menghapus budaya Yazidi.