Salah satu politisi senior di Indonesia Leo
Nababan menilai bahwa keutuhan di Indonesia akan terjaga apabila setiap
masyarakatnya paham mengenai arti dan definisi dari demokrasi, yang diterapkan
di negara ini. Untuk itulah dirinya mengatakan bahwa di negara tidak ada orang kafir ataupun minoritas.
“Di negara ini tidak ada kafir ataupun
minoritas. Semuanya adalah satu, karena negara ini menganut paham demokrasi. Semuanya
sama. Kalau ada penggolongan-penggolongan, berarti kita harus lihat lagi arti
kata demokrasi. Negara ini hanya bisa maju jika para kaum mudanya punya
karakter dan integritas yang bersih dan jujur,” kata Leo saat menjadi pembicara dalam Seminar Sumpah Pemuda di Graha Bethel, Jakarta, Jumat (28/10/2016).
Leo juga menjabarkan bahwa perjalanan hidupnya selalu
berlandaskan pada tuntunan Tuhan. Dirinya mengatakan bahwa setiap panggilah
hidup harus dijalankan dengan kejujuran dan ketulusan hati. Selain itu Leo
mengajak setiap orang untuk mau mengaplikasikan Alkitab secara nyata dan bukan hanya teori saja.
“Generasi muda harus berani mengatakan ya untuk ya, dan tidak
jika memang tidak. Konsisten dan berpegang pada kebenaran, seperti yang Alkitab
ajarkan. Bahkan menjadi lebih dahulu cerdik sepert ular dan tulus seperti merpati,” tegasnya.
Hadir dalam seminar itu Pdt. Dr. Japarlin
Marbun (Ketua Umum BPH Sinode GBI), Johny N. Simanjuntak, SH (Ketua Komisi
Hukum-HAM MPH PGI, mantan Komisioner Komnas-HAM), Pdt. Dr. Ferry Haurissa
(Ketua FKKJ), Handoyo Budhisedjati (Ketum Vox Point Indonesia), akademisi, dan
aktivis kepemudan, serta puluhan wartawan yang tergabung dalam Pewarna Indonesia.