Warga Kristen di
Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku menolak rencana penggusuran
sebuah masjid bersejarah didaerah itu. Masjid Nur Jihad itu terancam dipindahkan
ke Desa Wakal oleh sebuah perusahaan karena di lokasi tersebut akan dibangun pelabuhan.
“Kami tetap
melestarikan masjid ini sama seperti gereja, pura atau rumah ibadah lain,” ungkap
Alfred Tanahitumessing, seorang Pejabat Negeri Passo, salah satu warga yang menentang rencana penggusuran masjid itu, seperti dirilis benarnews.org, Rabu (5/10).
Alfred bersama
pemuda Passo, dan Remaja Masjid Waihaong (salah satu desa di Ambon), sering
membersihkan masjid tersebut. Bagi mereka keberadaan masjid itu merupakan ikon
kerukunan hidup beragama di desa yang mayoritas warganya beragama Kristen itu. Masjid
Nur Jihad sendiri terletak di Dusun Larier. Dusun itu pertama kali dibuka pada 1972 oleh para pendatang dari Buton yang ingin berdagang di bumi Manise itu.
Saat konflik Ambon
pecah tahun 1999, masjid berukuran 10x10 meter tetap berdiri. Beberapa tahun
setelah konflik, masjid ini masih terawat dengan baik. Selain umat Islam, warga
Kristen di Passo ikut menjaga karena para pendatang sering beribadah di Masjid yang terletak sekira 50 meter dari bibir pantai itu.
Semangat warga
untuk merawat dan mempertahankan rumah ibadah ini bukan hanya semata-mata untuk
memperjuangkan bangunan fisik saja. Namun mereka ingin merawat ingatan publik
bahwa jauh sebelum konflik melanda, warga Muslim dan Kristen hidup harmonis di
Passo.
Sumber : benarnews.org