Pendeta Budieli Hia dan Pendeta Saron Marunduri, dua korban dari tiga orang hilang akibat perahu tenggelam dihantam gelombang besar di perairan sekitar Pulau Hinako, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, Rabu (22/6) sudah ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara satu orang lainnya pendeta Herman Baeha ditemukan tim SAR tak lagi bernyawa. Jasad korban ditemukan mengapung di perairan antara Pulau Asu dan Sirombu, Kepulauan Nias.
Jasad korban ditemukan
sekitar pukul 14.00 WIB, Sabtu (24/6). Sesaat setelah penemuan itu, Polres Nias
segera menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada keluarga korban. “Kepada pihak
keluarga kami menyampaikan ucapan turut berduka cita, dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga tabah,” ucap Polres Nias.
Tim SAR mencatat
ada lima korban hilang saat perahu tenggelam pada Rabu (22/06/2016). Mereka
adalah Sahnan Marunduri selaku pemilik kapal, Jimi Harefa anak buah kapal, dan tiga orang pendeta, yakni Saron Marunduri, Budieli Hia, dan Herman Baeha.
Tenggelamnya
perahu tersebut disebabkan oleh cuaca buruk yang disertai angin kencang lima
menit setelah meninggalkan Dermaga Hinako untuk memancing ke Pulau Bogi, Nias
Barat. Saat itu cuaca buruk disertai angin kencang menghantam perahu berukuran 5.40
x 1 meter dengan mesin PK itu dan kemudian terbalik. Saat itu, para korban masih
sempat berembuk untuk kembali berenang ke arah Pulau Bogi. Namun ombak besar tiba-tiba kembali menghantam dan membuat kelima korban berpencar.
Seperti diketahui, pendeta Herman Baeha juga merupakan anggota DPRD Nias Utara. Istri korban, Budiati Marunduri tampak sedih dan berusaha tetap tegar dan tabah menerima musibah yang dialami suaminya itu.
Sumber : Medansatu.com/jawaban.com/ls