Setiap
harinya Kim Chung-seong, pria asal Korea Utara sekaligus missionaris ini meluangkan
waktunya mengudara lewat program radio ‘Hello from Seoul, the Republic of Korea’
untuk memberitakan injil kepada rakyat Korea Utara. Lewat program campuran musik
rohani dan berita ini, Chung-seong berupaya membawa kaum setanah airnya hidup dalam Tuhan.
“Saudara-saudara
di Utara, saya berharap kali ini bisa menjadi momen doa agar mujizat terjadi bagi
setiap anggota partai Korea Utara yang duduk di kongres bisa mengalami
perjumpaan dengan Tuhan, tidak hanya melangkah untuk kepentingan pribadi ,” kata
Kim Chung-seong lewat mikrofon kecil yang ada di sebuah studio radio kecil di kota Seoul, Korea Selatan.
Meski
rakyat Korea Utara tidak diijinkan mengakses informasi dari luar secara bebas, namun
banyak juga diantaranya yang berani melanggar dengan membeli barang-barang selundupan
dari China. Sehingga tidak mustahil jika program radio yang dibawakan Chung-seong
akan diakses oleh sebagian orang di Korea Utara. Apalagi frekuensi radio ini terjangkau hingga ke wilayah Korea Utara.
Pemerintah
Korea Utara juga melarang radio yang bisa disetel, dan satu-satunya radio dan TV
yang diizinkan adalah saluran yang dioperasikan di bawah pemerintah. Namun, hal
itu tidak membuat sebagian orang takut menyetel siaran lain dengan cara yang
ilegal. Mereka biasanya akan mengakses radio atau berita lain yang dilarang secara sembunyi-sembunyi.
Hal
ini diakui Ko Ji-eun yang telah lama bersembunyi di China lantaran menentang pemerintah
Korea Utara. Saat diundang sebagai tamu di acara radio Chung-seong, dia mengaku
adalah seorang penggemar acara radio itu. Selain Ko, sebagian warga Korea Utara
yang melarikan diri ke Korea Selatan juga mengaku mendengar acara radio itu saat berada di Korea Utara.
“Orang
Korea Utara banyak yang menggunakan earphone buatan China agar tidak bisa diekspos
oleh pihak yang berwenang. Banyak dari mereka yang mendengarkan siaran radio ini,”
ucap Ko.
Seperti
diketahui, pemerintah Korea Utara secara hukum telah menjamin kebebasan beragama
di negara itu asal tidak merusak tatanan negara. Tetapi kenyataannya, sedikit
sekali ditemukan rumah ibadah dan aktivitas keagamaan yang diperbolehkan ada di
Korea Utara. Tekanan itulah yang mendorong seorang Kim Chung-seong bermisi untuk
terus membagikan injil kepada orang-orang setanah airnya.