Lukisan Sang Anak

Kata Alkitab / 31 May 2016

Kalangan Sendiri

Lukisan Sang Anak

Mega Permata Official Writer
7334

Pada waktu silam, ada orang kaya bersama anaknya gemar mengkoleksi karya-karya seni dan amatlah mahal harganya. Seperti karya dari pelukis Picasso hingga Raphael yang sangat dikaguminya. Ayah dan pemuda itu sering meluangkan waktu duduk berdua mengagumi keindahan karya seni tersebut. Hingga pada saat mencuatnya konflik Vietnam, dia memberanikan diri untuk pergi ke medan perang. Pemuda itu sungguhlah penuh keberanian.

Waktu pun berganti, sang ayah mendapatkan kabar anaknya gugur dan bersedih hatilah ia. Tepat sebelum hari Natal ada seseorang yang mengetuk rumahnya dari orang kaya itu. Seorang anak muda berdiri di depan rumah dengan membawa bungkusan besar ditangannya. Anak muda itu berkata, “Tuan, mungkin anda tidak mengenal saya, tetapi saya adalah prajurit yang diselamatkan jiwanya oleh karena anak anda. Saat itu anak anda mengangkat saya menuju tempat yang aman ketika sebuah peluru menembus jantungnya dan ia gugur seketika. Ia sering menceritakan sosok anda, dan kecintaan anda akan seni. Saya tahu bingkisan ini tidak ada artinya. Saya bukanlah seorang seniman hebat namun saya pikir anak anda pasti menginginkannya,” ucapnya sambil menyerahkan bingkisan tersebut kepada orangtua dari seorang pemuda yang berjiwa besar.

Lalu dibukalah bingkisan tersebut dan terlihat sebuah gambar anaknya yang dilukis oleh anak muda tersebut. Sang ayah memandangnya penuh dengan kekaguman dan meneteskan air mata. Dia pun berterimakasih kepada anak muda tersebut dan menawarkan untuk membayar lukisan itu. “Tidak tuan, aku tidak mungkin membayar kembali apa yang telah anak anda lakukan untuk saya. Biarkan lukisan itu menjadi hadiah.”

Beberapa tahun kemudian orang kaya tersebut meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia ia sempat meninggalkan sebuah surat warisan dan berpesan untuk melelang semua lukisan-lukisan mahalnya dari karya-karya terkenal itu dan termasuk melelang lukisan sang anak. Hingga tibalah hari pelelangan tersebut.

Hari itu dimulai dengan melelang lukisan Sang Anak. Dan semua orang tidak memperhatikan apa kata pelelang. Pelelang pun membuka harga dari $100, tetapi tidak ada yang mau. Kemudian ada salah seorang pengunjung berkata, “Langsung saja ke inti acara. Saya mau karya Van Goghs, Rembrant. Bukan lukisan tidak jelas itu!” Tetapi tetap saja si pelelang masih mencari orang yang menginginkan lukisan ini. “Sang Anak, Sang Anak!”

Terdengar suara dari halaman belakang, ternyata ada seorang tukang kebun yang berani membeli lukisan tersebut dengan harga $10. Sebagai tukang kebun yang sudah lama bekerja untuk orang kaya tersebut, $10 adalah harga yang fantastis. Si pelelang sekali lagi menawarkan harga yang lebih tinggi kepada para peminat, dan lagi-lagi tidak ada. “Baiklah karena tidak ada lagi yang menawarnya, lukisan Sang Anak ini jatuh pada anda pak kebun.” Seorang berkata dengan kencang, “Kalau begitu lanjutkan koleksi-koleksi selanjutnya!” Dengan meletakkan palunya, si pelelang berkata, “Maaf acara lelang ini sudah selesai. Sesuai dengan surat wasiat yang ditulis saya tidak diijinkan untuk mengatakan syarat tersebut sampai dengan saat ini. Karena syaratnya adalah bahwa hanya lukisan Sang Anak yang akan dilelang dan barangsiapa membeli lukisan tersebut maka akan mewarisi semua kekayaan termasuk seluruh lukisan-lukisan ini.” Para peminat pun marah dan kecewa atas keputusan tersebut dan pergilah mereka meninggalkan rumah tersebut.

BAPA telah mengaruniakan Anak-Nya 2000 tahun silam untuk mati di kayu Salib. Bagi kita semua, siapapun yang menaruh kasih-Nya di dalam hati kita, kita akan mendapatkan semuanya, berkat melimpah, kebijaksanaan dan satu hal yang pasti yaitu Keselamatan. Seperti itulah kisah lukisan Sang Anak tersebut karena barangsiapa yang menerima lukisan tersebut maka mendapatkan semuanya.

Sumber : Airhidup.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami