Seorang mantan pemimpin
kelompok teroris radikal Timur Tengah, Al-Rashid dikabarkan telah beralih
menjadi penginjil setelah menerima Yesus Kristus dalam hidupnya. Dalam kesaksiannya
yang dikutip dari Christian Post, Rashid menyampaikan titik balik pertobatannya terjadi ketika dirinya merencanakan pembunuhan terhadap putri seorang pendeta Kristen.
Sebelum bertobat,
Rashid dan kelompoknya hanya menjalankan satu misi kuat, yaitu memburu para
pemimpin Kristen yang menyebarkan injil. Mereka menilai hal itu menjadi ancaman
besar bagi keyakinan yang mereka anut. Hingga akhirnya, Rashid mendengar tentang
seorang pendeta bernama Paulus, seorang mantan Muslim yang menjadi penginjil di wilayah Asia dan Timur Tengah.
Rashid dan anggotanya
lalu membuat rencana untuk menyerang keluarga sang pendeta. Ia telah merencanakan
penculikan terhadap sang pendeta dan akan memaksanya kembali menganut agama sebelumnya. Kemudian dia akan dimanfaatkan untuk menghancurkan kekristenan. Sayangnya, rencana penculikan itu beberapa kali gagal.
Suatu kali,
Rashid melihat bahwa keluarga pendeta kehabisan makanan. Ia segera menyusun rencana
untuk mengirim seorang wanita untuk memberikan keluarga ini makanan yang telah
dilumuri racun. Namun, rencana itu gagal karena sang wanita diserang seekor anjing.
Mereka lalu mencoba rencana ini untuk yang kedua kalinya dan berhasil. Putri pendeta Paulus memakan cokelat beracun dan mulai merasa pusing dan jatuh pingsan.
“Aku bersama dua orang lainnya sedang menyaksikan
kematian putrinya dari ambulans di sekitar rumah sakit.
Rencana kami adalah untuk menculik mereka dan mayat putrinya dari ambulans,” kenang Rashid.
Sesaat sebelum melakukan
hal itu, tiba-tiba Rashid melihat sebuah cahaya yang tak biasa turun dari
langit dan menghentikan langkahnya. “Aku melihat bola cahaya turun dari langit dan berdiri di ruangan dimana putrinya terbaring tak sadarkan diri,” ucap Rashid.
Dari dalam
cahaya terulur tangan dan menyentuh putri pendeta. Seketika itu pula, putri sang
pendeta terbangun dan bangkit. Saat itu, Rashid menyaksikan tetesan darah mengalir
dari lubang di tengah tangan tersebut. “Aku gemetar ketakutan. Aku merasa pusing dan terhempas. Teman-temanku memindahkanku dari sana,” lanjutnya.
Peristiwa itu
membuat Rashid gelisah dan tak bisa tidur. Saat dirinya mulai terlelap, ia bermimpi
melihat bayangan wajah seorang pria muncul dengan tangan terulur dan bertanya, “Rashid
mengapa engkau ‘memaku’ Aku?” Ia pun segera terjaga dan mulai gugup. Ia segera meraih
sebuah Alkitab yang dia simpan untuk digunakan sebagai senjata mengkritik ajaran
kekristenan dan membuka Yohanes 1: 9-10, “Terang yang sesungguhnya, yang
menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”
Saat itu Rashid menyadari
bahwa cahaya itu adalah Yesus. Pengalaman itu membawa dia untuk segera menemui pendeta
Paulus dan mengakui segala perbuatannya. “Aku pernah menjadi musuh Yesus Kristus,
tetapi Dia mengasihiku. Dia disalibkan, menyerahkan nyawa-Nya, Dia bangkit dari
kematian. Karena kasih-Nya aku bisa mengasihi Anda, karena Kristus mengasihi Anda.
Aku percaya Yesus Kristus sendirilah yang telah membawa Anda ke sini untuk berbagi
kasih dan menemukan keselamatan,” terang Rashid mengenang ucapan pendeta Paulus.
Pengalaman itu menjadi
titik balik kehidupan Rashid. Saat ini, dia telah memberikan hidupnya kepada Kristus
dan telah dibaptis. Dia juga aktif melakukan penginjilan ke berbagai wilayah di
Timur Tengah.