5 Masalah Rumah Tangga yang 'Sukses' Merusak Gairah Anda
Sumber: magazine.sukhacitta.com

Marriage / 4 November 2015

Kalangan Sendiri

5 Masalah Rumah Tangga yang 'Sukses' Merusak Gairah Anda

Theresia Karo Karo Official Writer
6302

Berbagai masalah dalam rumah tangga bukan hanya membuat relasi antara suami dan istri menjadi semakin ‘dingin’, termasuk juga menghilangkan gairah saat bercinta. Padahal aktivitas yang satu ini bermanfaat dalam menciptakan momen keintiman untuk mencurahkan kasih sayang dan cinta secara lebih personal. 

Bukan tanpa alasan, penjelasan ilmiah menyebutkan bahwa saat seseorang mendapatkan persoalan, secara psikologis otak akan bekerja untuk mencari solusi. Inilah yang akhirnya menghambat ‘happiness hormon’ saat bercinta.

Dilansir dari Tabloid Nova, Debora Basaria, M.Psi., Psi., Psikolog Klinis dan Dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, mengungkapkan bahwa beberapa masalah serius yang terjadi dalam rumah tangga, berpengaruh dalam merusak gairah seks.  

Pernah/ketahuan berselingkuh

“Katakanlah salah satu pasangan yang ketahuan berselingkuh bisa dimaafkan oleh pasangannya, belum tentu keadaan bisa kembali seperti semula. Perlu adaptasi dan penyesuaian lagi dengan pasangan atas luka yang timbul lantaran perselingkuhan yang terjadi,” jelas Debora. 

Akibatnya isu mengenai kesetiaan dan kepercayaan akan sulit dikembalikan pada keadaan semula. Dan mungkin saja salah satu pasangan curiga bahwa istri atau suaminya tengah memikirkan orang lain saat bercinta dengannya. Hal ini tentu membuat kegiatan seks menjadi tidak nyaman dan hambar. 

Oleh sebab itu, Debora menyarankan agar suami dan istri perlu saling membuka komunikasi. Dengan tujuan membangun kembali kepercayaan diantara keduanya. 

Baby Blues Syndrome

Hal ini biasanya di alami oleh para wanita, di mana muncul perasaan stres atau sedih pasca melahirkan. Saat istri mengalami hal ini, maka akan sangat sulit bagi suami untuk mengajak pasangan bercinta. Sebab sang istri mungkin khawatir akan kembali hamil saat berhubungan seks dengan suami. 

“Untuk mengatasinya, suami disarankan memberikan atmosfer yang positif akan hadirnya bayi dalam lingkup keluarga dan memberikan perhatian lebih pada istri,” imbau Debora. Apabila kondisi baby blues tetap berlanjut, maka tidak ada salahnya Anda menemani istri untuk konsultasi dengan psikolog. 

Suami yang trauma melihat persalinan istri

Sebagian orang mungkin menganggap ini adalah moment bahagia. Namun tidak demikian dengan sebagian lagi. Proses persalinan yang kadang membutuhkan waktu lama bisa menjadi pemicu stres bagi beberapa pasangan. 

“Ketika suami melihat istri berjuang dengan sekuat tenaga untuk melalui proses persalinan, ekspresi sakit dari istri, teriakan yang mungkin disuarakan istri, melihat bayi keluar melalui proses persalinan normal bisa menjadi ‘pengalaman negatif’ bagi beberapa suami yang mendampingi proses persalinan.”

Selain itu, persepsi pasangan yang berpikiran bahwa istri mengalami kesakitan luar biasa pascamelahirkan membuat suami juga enggan untuk melakukan aktivitas seksual. Namun, hal ini tidak selama benar. Usai persalinan, baiknya suami dan istri berkomunikasi satu sama lain agar persepsi yang mungkin salah bisa diluruskan. Dengan demikian, aktivitas seksual mereka berdua tidak terganggu. 

Bangkrut atau pasangan di PHK

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kestabilan ekonomi termasuk salah satu pendukung keharmonisan pasangan. Oleh sebab itu, sebagian pasangan sepakat untuk sama-sama bekerja, untuk mendukung finansial keluarga. Saat salah satu terkena masalah PHK atau usahanya bangkrut hal ini bukan hanya berpengaruh negatif pada kondisi ekonomi, namun juga aktivitas seks. 

“Katakanlah suami mengalami PHK atau usahanya bangkrut, sebagai kepala rumah tangga mungkin akan mengalami krisis kepercayaan diri karena tidak bekerja atau memiliki perasaan tidak kompeten sebagai seorang laki-laki. Ketika hal itu tak diatasi tentu bisa memunculkan stress.” 

Untuk itu. istri perlu untuk tetap berpikiran positif, melihat semua persoalan pasti ada solusinya. Pemikiran positif akan memungkinkan pasutri untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan tetap mendukung dan menyemangati pasangan.

Pemulihan sakit parah

Pasangan mungkin akan lebih berhati-hati untuk urusan seks saat suami atau istri sedang melewati masa pemulihan dari sakit parah. Untuk masalah ini, disarankan agar Anda mencari informasi atau penjelasan dari dokter apakah ada larangan dalam melakukan aktivitas seksual, mengingat kondisi penyakit dari pasangan.

“Konsultasi dengan dokter sangat disarankan agar keduanya bisa mendapatkan pemahaman dan solusi terkait dengan perubahan atau penundaan aktivitas seksual yang memang harus dilakukan selama proses penyembuhan,” kata Debora. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Tabloidnova/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami