Beberapa waktu terakhir
berita diberbagai media diwarnai dengan topik tentang daging sapi, dari mulai
naiknya harga daging sapi, penjual daging yang mogok berjualan hingga keputusan pemerintah untuk menambah jumlah impor sapi. Menurut catatan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) pada tahun 2015 saja diperkirakan kebutuhan sapi
mencapai 3,1 juta ekor, sedangkan produksi dalam negeri baru bisa memasok 2,3
juta ekor. Jadi masih ada kebutuhan sekitar 800 ribu ekor sapi yang dipenuhi dari impor luar negeri.
Bicara tentang harga jual
sapi, bisa mencapai 12 juta hingga 15 juta per ekor. Harga tentunya tinggi saat
tiba hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha bahkan Hari Natal.
Untuk harga konsumsi, daging sapi saat ini dikisaran 110 hingga 120 ribu per kilo.
Jika Anda mengembangkan
peternakan sapi, harga jual anak sapi dikisaran 4 hingga 5 juta rupiah per
ekornya. Sedangkan untuk induk sapi atau sapi bibit yang sudah siap untuk dibiakkan mulai dari 10 juta rupiah hingga 15 juta rupiah.
Untuk memulai usaha
peternakan sapi ini, salah satu yang penting adalah memiliki lokasi yang dapat
menampung hewan ternak dan juga pemilihan bibit sapi. Hingga saat ini ada
beberapa jenis sapi potong yang lazim dibiakkan di Indonesia. Untuk sapi lokal
ada Sapi Madura, Sapi Bali, Sapi Brahman dan Sapi Ongole. Sedangkan untuk sapi
impor, ada beberapa jenis yang sudah bisa menyesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia seperti Sapi Limousin yang asalnya dari Prancis.
Untuk memilih jenis sapi
Anda perlu pertimbangkan kelebihan dan kelemahannya, contohnya Sapi Ongole,
jenis sapi ini mudah beradaptasi namun kelemahannya adalah untuk mencapai
dewasa sapi ini butuh 4 hingga 5 tahun. Karenanya banyak peternak sapi menyilangkan sapi ini dengan jenis sapi lain seperti dengan sapi madura.
Untuk sapi potong adalah sapi jantan, karena ada aturan pemerintah Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menyatakan pada pasal 18 ayat (2) bahwa
ternak ruminansia betina produktif dilarang disembelih karena merupakan
penghasil ternak yang baik, kecuali untuk keperluan penelitian, pemuliaan atau
untuk keperluan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan. Selain
itu pastikan bahwa sapi dalam keadaan sehat, untuk itu ada baiknya untuk
melibatkan dokter hewan saat akan membeli hewan ternak. Karena salah satu
kendala yang sering dialami peternak sapi adalah penyakit mulut dan kuku yang bisa mengakibatkan kematian sapi bahkan bisa menularkan penyakit pada manusia.
Untuk penggemukan sapi perlu diperhatian jenis pakan ternak yang
diberikan, vitamin juga vaksin untuk sapi, dan jangan lupa menjaga kebersihan tubuh dan kandang sapi.
Keuntungan bersih dari beternak sapi terbilang cukup menjanjikan,
setelah dipotong dengan biaya modal dan pakan sapi serta karyawan Anda bisa
mendapatkan untung bersih 2 hingga 5 juta rupiah persapi. Untuk lama
penggemukan biasanya dibutuhkan waktu antara 4 hingga 6 bulan.
Jadi jika Anda ingin mencoba usaha peternakan atau penggemukan sapi,
prospeknya sangat menjanjikan. Karena konsumen sangat besar, bisa dijual
langsung atau menjualnya ke tempat penjagalan atau perusahaan pemotongan daging. Apakah Anda tertarik?