Kebangkrutan Yunani akibat pembengkakan utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 1.6 miliar euro atau setara dengan Rp22 triliun, mendorong negara itu segera menggelar referendum kesepakatan dana talangan pada Minggu (5/7).
Keputusan itu mengundang reaksi beragam dan memecah suara publik menjadi dua kubu. Satu kubu mengatakan 'Iya' dan kubu lainnya 'Tidak'. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menjadi salah satu pendukung yang menentang persyaratan kesepakatan itu. Meski pilihan ‘Tidak’ ini memilih akan mengakibatkan dikeluarkannya Yunani dari zona mata uang euro.
Kondisi ini semakin menempatkan Yunani dalam kegamangan. Sebuah jajak pendapat mengatakan, kedua kubu ini dalam posisi yang hampir sama. Kubu Ya dengan suara 47 % dan Tidak sebanyak 43%. Tsipras masih tetap optimis mengatasi krisis tersebut dengan solusi yang menjaga kehormatan dan kedaulatan negara dengan cara negosiasi dengan para kreditor.
Hingga berita
ini diturunkan, belum diketahui pasti bagaimana perkembangan pilihan dari kedua
kubu. Namun diketahui pasti, kondisi ini mengakibatkan pembekuan dana dari bank
sentral Eropa (ECB). Hanya ada beberapa cabang yang masih dibuka khusus untuk melayani
para pensiunan untuk mengambil uang mingguan mereka tidak lebih dari 120 euro. Sementara penarikan di mesin ATM dibatasi hanya sekitar 60 euro per hari saja.
Anda diberkati dengan artikel ini, yuk share artikel ini di Facebook-mu
dan ajak teman-temanmu untuk re-share link artikelnya. Semakin banyak
yang re-share, semakin keren hadiahnya. Keterangan lebih lanjut, KLIK DI SINI
Sumber : Bbc.com/jawaban.com/ls