Sosok Lee Kuan Yew terhadap keberadaan negara Singapura sangatlah besar. Melalui tangan dingin berikut etos kerja keras dan disiplin, Lee membangun Singapura menjadi negara dengan ekonomi yang diperhitungkan di Asia Tenggara. Lalu bagaimana nasib Singapura sepeninggal Lee?
Dirilis Smart-Money.Co, Senin (23/03/2015), meskipun saat ini Singapura tergolong makmur, namun para warganya saat ini mulai tidak puas dan muak dengan pemerintah yang terlalu mengatur dan biaya hidup yang terus makin mahal. Bahkan banyak diantaranya yang mulai mempertimbangkan untuk pindah ke Negara lain.
Tercatat, saat ini sudah ada 300 ribu lebih warga Singapura yang tinggal di luar negeri, hampir 1 dari 10 warga Singapura. Hasil survey terbaru juga mengungkap hampir setengah warga Singapura ingin keluar dari Negara ini jika bisa.
Banyak perusahaan yang merasa tertekan menjalankan operasinya di negara yang dulunya merupakan negara dengan teknologi dan layanan yang maju. Saat ini sudah banyak negara Asia lainnya yang juga telah maju dengan hal itu. Bahkan di Tiongkok saja sudah ada 13 negara dengan infrastruktur yang sangat modern dan tenaga kerja yang jauh lebih murah.
Selain itu faktor rendahnya angka kelahiran, membuat Singapura kini mencanangkan pertumbuhan populasi mencapai 7 juta warga pada 2030, dan sebagian besar didapat dari imigrasi. Untuk mengakodomasi pertumbuhan ini, para perencana mulai merencanakan membangun kota bawah tanah raksasa dengan mal, ruang publik, jalan untuk pejalan dan jalur sepeda.