Gereja Presbyterian AS Legalkan Pernikahan Sejenis
Sumber: Garnisonkirche-potsdam.org

Internasional / 26 March 2015

Kalangan Sendiri

Gereja Presbyterian AS Legalkan Pernikahan Sejenis

daniel.tanamal Official Writer
4180
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Gereja Presbyterian Amerika Serikat mengikuti langkah beberapa gerea-gereja lainnya dalam memandang pernikahan. Mereka secara resmi melegalkan pernikahan sejenis, setelah dalam pertemuan terakhir menyepakati mendefinisikan ulang arti dari pernikahan.

Pernikahan yang diartikan selama ini oleh Gereja diseluruh dunia adalah komitmen diantara seorang pria dan perempuan. Namun kini Gereja yang berbasis di Kentucky itu mendefinisikan bahwa pernikahan adalah komitmen "antara dua orang, secara tradisional laki-laki dan perempuan."

Dilansir Reuters, Selasa (17/3), Majelis Umum Gereja sejak tahun lalu, melakukan pemungutan suara dan hasilnya mayoritas sebesar 86 suara memilih untuk mengubah susunan kata tersebut. Keputusan ini akan berlaku terhitung mulai 21 Juni mendatang.

"Mari kita berdoa agar kira dapat membiarkan Roh Kudus menciptakan panggilan umum dalam diri kita untuk mengikuti Kristus dan tetap menghormati keyakinan masing-masing," ujar Sekretaris Majelis Umum, Gradye Parsons, dalam sebuah pernyataan.

Seperti diprediksikan semula, keputusan ini mendulang protes keras, terutama dari internal gereja. Beberapa pemimpin gereja mengaku khawatir keputusan ini akan membuat lebih banyak umat berpaling karena menganggap hal tersebut bertentangan dengan ajaran kitab suci.


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami