Ketika Tuhan memberikan
kesempatan kepada saya menjadi seorang model, kesempatan itu tidak saya pakai
dengan sebaik-baiknya. Lingkungan sekitar yang begitu bebas membuat saya jatuh
dalam dosa seks bebas, narkoba, merokok dan sampai minuman beralkohol.
Masa lalu yang kelamlah
yang membuat saya menjadi seperti ini. Keluarga yang tidak utuh membuat saya
mencari kebahagiaan di luar. Dahulu memang saya memiliki keluarga yang bahagia.
Namun, setelah ayah saya terbunuh, ibu saya menikah lagi dengan duda beranak
dua. Dan setelah menikah dengan ayah tiri saya, ibu saya lebih memberikan kasih
sayangnya kepada mereka. Hal ini terlihat, ketika saya tidak tahan tinggal di
rumah. Dan saya memutuskan untuk pergi dan tinggal bersama pacar saya. Sungguh
kaget ketika mendapat respon dari ibu, bahwa ia mengiyakan permintaan saya itu.
Akhirnya saya pergi
dari Makasar dan memilih tinggal di Surabaya. Di Surabaya, saya bingung harus
melakukan apa? Karena belum memiliki pekerjaan. Jadi saya sering kali keluar
malam dan merasakan dunia malam yang begitu bebas.
Karena tuntutan hidup
yang begitu berat, akhirnya saya bekerja sebagai account executive artis dan
model. Sampai suatu kali, saya ditawari untuk menjadi model di butik teman, dan
saya menerimanya dengan senang hati. Dari sinilah, akhirnya banyak tawaran
model mulai berdatangan. Sampai suatu kali, ada sebuah tawaran foto tanpa
busana, namun saya tidak menerimanya.
Semenjak menjadi model
dan dengan pemasukan yang besar, gaya hidup saya pun berubah. Saya merasakan
bahwa tidak ada lagi batasan-batasan hidup. Tidak ada lagi norma-norma yang
harus di perjuangkan. Tidur dengan pacar dan melakukan hubungan seks sudah
menjadi kebiasaan yang wajar bagi saya ketika itu.
Sampai suatu saat
ketika saya sangat lelah dengan rutinitas ini, akhirnya saya berniat untuk
mencari seorang pria yang memang benar-benar ingin menikahi saya. Saya bertemu
dengan seorang designer. Dia sangat dewasa dan akhirnya saya pun menerima dia.
Kami pun memutuskan untuk tinggal satu rumah. Setelah tinggal dalam satu rumah,
akhirnya saya mengetahui siapa dia sebenarnya. Ternyata pria tersebut hanyalah
pengangguran dan sudah ditinggal isterinya. Setiap saya meminta janjinya untuk
menikahi saya, dia selalu memiliki banyak alasan dan berkata kasar kepada saya.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk pisah dan sungguh keadaan ini sangat
menyiksa saya.
Dari semua pengalaman
hidup yang sudah saya alami, saya berusaha untuk tetap tegar menjalani
kehidupan. Walaupun memang sudah sangat putus asa. Suatu kali Tuhan mengirimkan
seorang teman yang mengajakku dalam sebuah pemotretan. Dan setelah itu saya
diajak ke sebuah komunitas. Dalam komunitas itu, saya merasa bahwa saya sangat
berharga di mata Tuhan. Mereka menerima saya tanpa melihat latar belakang saya. Disitulah saya benar-benar merasakan Kasih Tuhan yang luar biasa.
Tuhan menunjukkan sebuah firman yang begitu menguatkan saya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:4 )
Sejak saat itu, saya menyongsong hidup dengan penuh pengharapan kepada Tuhan. Dia sungguh melihat hati dan tidak melihat masa lalu saya. Dia Allah yang penuh kasih. Saya yakin dan percaya melalui proses hidup ini, Tuhan ingin saya menjadi saksiNya. Sesungguhnya Tuhan adalah sosok ayah sejati dan kekal.
Sumber : Catherine Amelda