Ketika itu saya bersama
dengan seorang teman naik motor, kami melewati tikungan yang sangat tajam. Dan
ini membuat kami terjatuh, bahkan membuat wajah saya terkena aspal. Lalu ketika
sampai di rumah, saya berkaca di cermin dan melihat ternyata gigi saya goyang. Akhirnya saya memutuskan untuk mencabutnya dengan benang karena saat mengganggu.
Awalnya saya tidak
merasakan apa-apa. Namun, ketika beberapa hari saya merasakan ada gangguan di
mata saya. Lalu saya pergi ke dokter dan dokter mengatakan: “ percuma saja Anda pergi ke dokter karena tidak
akan ada harapan, saraf Anda sudah terputus ”. Mendengar itu membuat saya
sangat putus asa. Saya menjadi minder. Banyak anak-anak kecil yang melihat
saya, langsung lari ketakutan. Tidak hanya itu saja, teman-teman lawan jenis saya juga banyak yang menghindar. Bahkan, banyak teman-teman saya yang mencemooh keadaan saya ketika itu.
Saya berpikir apakah
saya lebih baik mencari teman baru saja, namun saya juga takut ditolak ketika
ingin mencari teman baru. Jadi, saya mempertahankan keadaan saya saat itu.
Sampai suatu kali teman saya menawarkan untuk memakai narkoba. Awalnya saya
bingung, apa yang diberikan oleh teman saya. Karena memang sebelumnya saya
tidak pernah melihat narkoba. Dan teman
saya menjelaskan bahwa narkoba dapat meningkatkan percaya diri saya. Akhirnya saya memutuskan untuk memakai narkoba
tersebut. Dan benar, ketika saya mendekati lawan jenis, saya tidak minder bahkan saya sangat percaya diri. Lama – kelamaan memakai narkoba, akhirnya saya meningkatkan dosis yang tadinya hanya 1-2 kali menjadi 4-6 kali dalam sehari.
Suatu kali saya
memakainya di kamar mandi rumah saya. Dan orang tua saya akhirnya mengetahui
bahwa saya memakai narkoba. Ibu saya menangis dan memberikan nasihat kepada
saya. Namun, nasihat itu hanya masuk dari telinga kiri dan keluar telinga
kanan. Tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa seorang teman saya terkena Aids dan
meninggal. Hal ini disebabkan juga karena pemakaian narkoba. Semenjak itulah
saya menjadi takut. Jujur ketika itu, saya memang sangat takut dengan kematian.
Untuk membebaskan
ketergantungan narkoba, lalu saya ke panti rehabilitasi, dan disana saya mendapat
Pembina rohani. Ketika itu saya sangat takut kehilangan masa depan saya. Dan disinilah
saya diubahkan Tuhan. Berjuang untuk tidak memakai narkoba memang tidak mudah.
Saya sangat membutuhkan Tuhan. Tanpa Tuhan tidak mungkin. Kini saya menyadari
bahwa saya sangat berharga di mata Tuhan. Bagi saya Yesus adalah penolong. Kini
saya memberikan diri saya untuk melayani Tuhan. Saya melayani orang-orang yang
juga dulunya seperti saya, yang terikat dengan narkoba. Tidak ada yang tidak
mungkin bagi Yesus. Yang terikat bisa dibebaskan, yang sakit bisa disembuhkan
dan yang berbeban berat bisa dilepaskan. Dan saya ingin menyaksikan dan memberikan bukti nyata, bahwa saya adalah bukti dari kasih Tuhan. Tuhan memberkati.