Penjara Jiwa
Kalangan Sendiri

Penjara Jiwa

Theresia Karo Karo Official Writer
      5837
Show English Version
Mazmur 42:6
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadanya, penolongku dan Allahku!


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu99[/kitab]; [kitab]lukas20[/kitab]; [kitab]yehez2-3[/kitab]

Hal yang paling sulit adalah memuji Tuhan di tengah kesesakan kita. Jiwa kita begitu gelisah dan tertekan sehingga membuat lidah kita kelu dalam derasnya air mata. Doa-doa kita hanya terbungkus di dalam jeritan hati kepada Tuhan. Kita bisa berteriak kepada Tuhan di dalam kesesakan, tetapi jiwa kita terkungkung untuk dapat menaikkan doa pujian.

Demikian pula hal yang dirasakan pemazmur saat itu. Pemazmur menyadari bahwa ada dimensi lain di dalam doa yang harus dipahami, yaitu dimensi pujian kepada Tuhan. Seringkali hal ini tidak mendapatkan perhatian utama kita, karena kita sibuk membanjiri hadirat Tuhan dengan banyaknya kata-kata curahan hati kita.

Perlu dipahami bahwa hal utama adalah mengarahkan hati dan pikiran kita untuk memberikan pujian kepada Tuhan di dalam doa. Belajarlah memuji dia dalam tangisan jiwa, karena inilah kunci untuk menghadirkan mujizat Tuhan dalam hidup kita. Pujian akan menyegarkan jiwa yang lemah lesu dan mengalihkan perhatian kita dari besarnya masalah kepada besarnya keperkasaan Tuhan dalam kehidupan kita.

Ketika Paulus dan Silas dimasukkan kedalam penjara, mereka berdoa dan memuji Tuhan hingga mujizat itu terjadi. Mereka dilepaskan dari penjara dengan kuasa Tuhan [kitab]kisah16:25-26[/kitab]. Saat pujian dinaikkan maka kuasa Tuhan turun ke atas kita dan segala beban terlepas, sehingga kita dapat menghadapi persoalan kehidupan dengan sikap hati dan mata iman yang tertuju kepada Tuhan.

Jangan biarkan kesesakan memenjarakan jiwa kita, sehingga kita tidak bisa mempraktekkan kebenaran ini. Bebaskan pikiran dan hati untuk berdoa serta menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Inilah yang akan membawa doa kita kepada dimensi yang lebih tinggi, tidak seperti biasanya yang hanya meminta dan meminta. Sebab harapan tertinggi Tuhan adalah agar umatnya tahu mempraktekkan kebenaran ini, karena pujian adalah korban yang berkenan di hati Tuhan. Hendaklah puji-pujian kepada Tuhan menjadi pintu gerbang doa kita untuk menikmati hadirat Tuhan.

Tidak ada yang dapat mengalahkan sukacita seseorang, selain jiwa yang bebas untuk memuji Tuhan.

Ikuti Kami